Marketnews.is Hari ini secara resmi gabungan tiga bank syariah milik negara bersatu di pasar modal Indonesia dengan nama PT Bank Syariah Indonesia dengan kode saham tidak berubah (BRIS).
Penggabungan ketiga bank ini telah membuat harga saham ini telah meningkat lima kali dibanding harga saat di catatkan pertama kali saat IPO. Sementara market kapitalisasi juga meningkat dari Rp 4,96 triliun saat IPO jadi Rp 112,84 triliun per Februari 2021 ini.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pembentukan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) merupakan salah satu bentuk transformasi yang dicanangkan Kementerian BUMN. Erick menyebut tiga hal utama dalam proses transformasi BUMN yang meliputi akuntabilitas, transparasi, dan profesionalisme.
Dalam perjalanannya, ucap Erick, transformasi BUMN juga harus dilandasi fokus kepada bisnis dan juga rencana strategis jangka panjang pascacovid-19. “Alhamdulillah kemarin ketika bapak presiden meluncurkan (BSI) bisikin saya, Pak Menteri logonya bagus, tapi titip usahanya harus bagus,” ujar Erick saat perkenalan PT Bank Syariah Indonesia Tbk kepada pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/2).
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI), Hery Gunardi berharap bank syariah terbesar di RI ini bakal masuk ke indeks IDX BUMN 20.
IDX BUMN 20 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham perusahaan tercatat yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan afiliasinya.
“Melihat kinerja saham BRIS (kode saham BSI) yang sangat positif di tengah pandemi, kami berharap BRIS jadi primadona di bursa serta dapat masuk ke indeks IDX BUMN 20,” kata Hery dalam debut IDX secara virtual, Kamis (4/2/2020).
Hery menuturkan, harapan masuknya BRIS dalam indeks BUMN 20 tak lain karena kinerja saham perseroan yang kinclong sejak kode saham BRIS pertama kali melantai di bursa (initial public offering/IPO).
Tercatat, harga saham BRIS pada saat IPO hanya sebesar Rp 510 per lembar saham. Pada 3 Februari 2021, harga sahamnya naik lebih dari 5 kali lipat menjadi Rp 2.750 per lembar saham.
Selain itu kapitalisasi pasar BRIS dari yang semula hanya Rp 4,96 triliun melesat menjadi Rp 112,8 triliun per tanggal 3 Februari 2021.
“Tentunya dengan tambahan saham dari 2 bank yang lain (BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri), naik puluhan kali lipat, market cap BRIS menjadi Rp 112,8 triliun,” ucap Hery.
Adapun dalam pembukaan perdagangan hari ini, saham BRIS melesat di zona hijau dengan harga Rp 2.770 per lembar saham.
Saham tersebut menguat 20 poin atau 0,73 persen dari Rp 2.750 pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
“Kami berharap kinerja Bank Syariah Indonesia semakin mendorong dan menginspirasi sektor keuangan syariah untuk melantai di bursa,” pungkasnya.