Marketnews.id Pada pertengahan Maret 2021 mendatang Medium Term Notes (MTN) 2018 Tahap II PT Kimia Farma Tbk (KAEF) senilai Rp 600 miliar akan jatuh tempo. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan rating buat MTN “idAA-“. Rating ini menilai PT KAEF mampu untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang diatas.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), memberikan peringkat “idAA-” untuk Medium Term Notes (MTN) Tahun 2018 Tahap II PT Kimia Farma Tbk (KAEF). MTN ini bernilai sebesar Rp600 miliar dan akan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2021.
“Kimia Farma berencana untuk melunasi MTN Tahun 2018 Tahap II dengan menggunakan dana internal Perusahaan, yang pada tanggal 31 Desember 2020 tercatat sekitar Rp1,2 triliun,” kata Analis Pefindo, Qorri Aina, dalam keterangan resmi, Jumat (15/1).
Efek utang dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut, dibandingkan dengan emiten lainnya di Indonesia, adalah sangat kuat.
“Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan,” ujar Qorri.
Sebagai perusahaan farmasi terbesar milik negara, Kimia Farma tidak hanya fokus pada kegiatan produksi obat tetapi juga kegiatan perdagangan dan distribusi serta kegiatan ritel. Kegiatan perdagangan dan distribusi Kimia Farma dijalankan oleh salah satu anak perusahaannya yaitu PT Kimia Farma Trading and Distribution ( KFTD ) yang memiliki 49 cabang nasional termasuk Unit Bisnis Institusi Pusat per 31 Desember 2019.
Sementara aktivitas ritel dijalankan oleh anak perusahaan lainnya yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA) yang mengelola 1.279 apotek, 565 klinik kesehatan, 64 laboratorium, 3 klinik kecantikan dan 10 optik per 31 Desember 2019, dan Kimia Farma Dawaa Co. Ltd. yang mengelola 24 apotek dan 2 gudang di Arab Saudi per 31 Desember 2019.
Kimia Farma memiliki 12 fasilitas produksi yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon, Medan, Cikarang, dan Denpasar yang menghasilkan beberapa jenis produk termasuk produk kesehatan konsumen, obat generik, obat ethical bermerek, obat anti-retroviral, narkotika, kontrasepsi, dan bahan baku obat.
Sedangkan komposisi pemegang saham Perusahaan per 30 September 2020 adalah PT Bio Farma (Persero) (90,025%) dan publik (9,975%).