Marketnews.id Pemerintah optimistik, tahun 2021 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergerak antara 4,5 persen hingga 5,5 persen. Optimisme ini juga didasari pada optimisme pertumbuhan ekonomi global yang diyakini akan membaik dan sudah dimulai dari Asia termasuk Indonesia di dalamnya. Faktor apa saja pendukungnya dan mengapa masih ada yang pesimistik lantaran proses vaksinasi yang akan berlangsung lama.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pertumbuhan ekonomi global 2021 akan mulai pulih. Ada sejumlah faktor yang membuat Ketua Umum Partai Golkar tersebut optimis pemulihan dari dampak pandemi Covid-19 bisa mulai terjadi pada tahun ini.
“Pertama adalah percepatan distribusi vaksin. Kedua, kebijakan kesehatan yang komprehensif sebagai langkah mitigasi sebelum vaksinasi,” kata Airlangga dalam Webinar Bisnis Indonesia bertajuk “Akselerasi Pemulihan Ekonomi”, Selasa (26/1).
Faktor ketiga adalah stimulus fiskal yang mendorong daya beli masyarakat dunia. Keempat, kebijakan moneter yang bersifat akomodatif. Kelima, reformasi struktural yang mendukung pemulihan ekonomi global.
Lebih jauh Airlangga menegaskan, Indonesia termasuk negara yang paling awal memulai vaksinasi di Asia Tenggara. Ini demi membangun rasa aman dan membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat. “Hingga 25 Januari 2021, sudah 179 ribu dosis vaksin yang sudah digunakan dari total 1,48 juta dosis vaksin yang telah terdistribusi (12,52%),” ujar Airlangga.
Agar mencapai herd immunity, Indonesia harus melakukan vaksinasi terhadap 70% dari jumlah penduduk. Kebutuhan vaksin nasional agar bisa mencapai tujuan tersebut adalah 426,8 juta dosis vaksin.
Airlangga juga mengklaim pemulihan ekonomi Indonesia juga semakin terlihat. Ini terlihat dari PMI Manufaktur di level ekspansi (51,3) per Desember 2020. IKK juga meningkat menjadi 92 pada November 2020, meningkat dari 79 per Oktober 2020, meskipun masih di bawah 100. Penjualan mobil juga membaik menjadi -39,9% YoY pada November 2020 dari -47,9% YoY pada Oktober 2020. Impor bahan baku dan bahan modal juga meningkat.
“Hanya saja penjualan ritel belum pulih benar, mengalami kontraksi -15,7% YoY pada November 2020, lebih dalam dari Oktober 2020 yang kontraksi -14.9% YoY,” tambah Airlangga.
Pada kuartal IV 2020, Airlangga mengatakan pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai antara -0,9% sampai dengan -2,9%. Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 mencapai 2,97%, pada kuartal II 2020 mencapai -5,32%, dan pada kuartal III 2020 mencapai -3,49%.
“Untuk tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan diproyeksikan akan ada pada kisaran 4,5% – 5,5%,” tutup Airlangga.