Marketnews.id Efisiensi, jadi kata kunci untuk mempertahankan kinerja suatu usaha. Langkah efisiensi ini mutlak harus dilakukan bila ingin usaha terus berjalan. PT Bank Mayapada Internasional Tbk salah satu bank yang harus berjibaku mempertahankan kinerja di tengah pendemi Covid-19 yang hingga kini terus berlangsung. Hasil kerja keras manajemen melalui efisiensi berbuah laba, meskipun laba yang diperoleh jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Laba bersih yang diperoleh menurun 70,77 persen jadi Rp 208,26 miliar dari sebelumnya Rp 712,56 miliar.
PT Bank Mayapada Internasional Tbk. membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp208,26 miliar per akhir kuartal III/2020.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 September 2020 yang dirilis hari ini, perolehan tersebut merosot 70,77% secara year on year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp712,56 miliar.
Sementara itu, laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp260,09 miliar, turun 64,3% secara yoy. Akan tetapi, dibandingkan dengan laba sebelum pajak pada kuartal sebelumnya yang berjumlah Rp178,99 miliar, capaian tersebut tumbuh 45,31%.
Pendapatan bunga bersih emiten berkode saham MAYA ini tercatat sebesar Rp438,33 miliar, turun 79,91% yoy.
Dari sisi penyaluran kredit, MAYA menyalurkan sebesar Rp53,64 triliun, turun 21,76% (yoy) atau turun 4,25% (quarter to quarter/qtq).
Sejalan dengan itu, dari sisi pendanaan juga mengalami penurunan. Total dana pihak ketiga yang dihimpun perseroan turun 19,09% (yoy) menjadi Rp61,44 triliun atau turun 1,88% (qtq).
Secara keseluruhan, aset MAYA menjadi Rp86,65 triliun, terkoreksi tipis sebesar 2,33% (qtq).
Adapun, rasio kredit bermasalah (NPL) pada akhir kuartal III/2020 ada di level 4,66%, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 3,86%. Namun rasio ini membaik dibandingkan kuartal II/2020 yang sebesar 6,99% atau turun 233 basis poin.
Adapun, NPL net perseroan masih mampu dijaga di bawah level 2%, tepatnya sebesar 1,91%.