Marketnews.id Pasar modal Indonesia termasuk bursa yang paling diminati oleh pemodal. Bila dibandingkan dengan pasar modal tetangga Asean. Jumlah emiten baru yang masuk lebih banyak jumlahnya. Termasuk jumlah investor baru yang terus meningkat jumlahnya. Investor milenial kini jadi pemain pasar yang potensial dan memilki akses informasi yang lebih terukur sejalan dengan teknologi informasi yang terus berkembang pesat.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi, menilai kondisi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan rencana sejumlah perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO), bahkan saat ini terdapat 20 perusahaan yang ada di pipeline IPO.
Hal itu disampaikan Inarno dalam acara CEO Networking 2020, di Jakarta, Selasa (24/11). “Pada saat ini terdapat 20 calon perusahaan tercatat yang ada di pipeline, yang direncanakan tercatat menjelang akhir 2020 ini atau di kuartal I-2021,” ujar Inarno.
Dia menyebutkan, aktivitas pencatatan perdana saham ini merupakan yang terbanyak dibandingkan bursa saham di negara-negara kawasan Asia Tenggara. “Pertumbuhan aktivitas go public ini turut diikuti dengan tren kenaikan jumlah investor pasar modal,” ucapnya.
Lebih jauh Inarno menyebutkan, hingga hari ini jumlah investor di pasar modal Indonesia bertumbuh 37 persen (year-on-year) menjadi 3,39 juta single investor identification (SID). Selain itu, jelas dia, semua data transaksi efek juga terus mengalami pertumbuhan positif dan aktivitas investasi ritel pun melambung 126 persen.
Sebagaimana diketahui, per 15 September 2020 jumlah perusahaan yang mencatatkan saham perdana di BEI mencapai 46 emitem. Adapun PT Planet Properindo Jaya Tbk (PLAN) sebagai emiten ke-46 tahun ini yang mencatatkan saham di Papan Akselerasi.
Sebanyak 46 emiten yang melakukan IPO di 2020, terdapat lima emiten yang mencatatkan saham di Papan Utama, ada 36 emiten di Papan Pengembangan dan lima emiten kategori start-up atau perusahaan rintisan yang mencatatkan saham di Papan Akselerasi.