Marketnews.id Nama Pieter Tanuri di kalangan pasar modal Indonesia, dikenal sebagai pengusaha “bertangan dingin”. Hampir semua usaha yang dikelolanya tumbuh besar dan sukses. Pieter, panggilan akrab pria paruh baya ini termasuk, banyak mendulang sukses saat memimpin PT Trimegah Sekuritas. Hampir semua perusahaan yang dijamin oleh PT Trimegah Sekuritas, sukses melantai di Bursa Efek Indonesia.
PT Indomobil Sukses Makmur Tbk (IMAS), adalah salah satu perusahaan yang di bidani oleh Pieter saat masuk bursa. Bahkan sebelumnya, Pieter menguasai sekitar 22 persen saham PT Indomobil, yang awal Oktober lalu telah dijual kepada PT Sejahtera Raya Perkasa (BRP).
Seperti diketahui, Pieter Tanuri menjual seluruh saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melalui perusahaan yang dimilikinya yakni PT Bina Raya Perkasa (BRP).
Direktur Utama Indomobil Sukses Internasional Jusak Kertowidjojo mengatakan, BRP selaku pemegang 22% saham IMAS melepas 878.562.566 saham miliknya dengan harga penjualan Rp 892/saham.
“Total transaksi mencapai senilai Rp 783,68 miliar. Penjualan saham dilakukan pada 1 Oktober 2020, dengan tujuan realisasi keuntungan,” kata Jusak dalam keterbukaan informasi di BEI, dikutip Rabu (14/10/2020).
“Dengan dilakukannya penjualan saham tersebut maka BRP tidak memiliki saham lagi di IMAS,” tegas Jusak yang juga Dirut BRP.
Adapun sang pembeli adalah PT Sejahtera Raya Perkasa (SRP) yang berkedudukan di Surabaya. Dengan demikian maka SRP menjadi pemegang 22% saham IMAS atau setara dengan 878.562.566 saham.
Sebagai informasi, Direktur SRP yakni Evensius Go juga adalah Direktur IMAS sejak Juni 2014. Saat ini, dia juga menjabat sebagai komisaris atau direktur di beberapa anak perusahaan Indomobil.
Sebelum bergabung dengan IMAS di tahun 2014, situs resmi Indomobil mencatat, Evensius pernah bekerja di PT Salim Chemicals Corpora, PT Multistrada Arah Sarana Tbk, dan menjadi direksi di PT Indoritel Makmur Internasional Tbk.
Pada 25 dan 26 Agustus lalu, Bina Raya juga melepas saham IMAS di harga Rp 665/saham dan Rp 620/saham dengan total penjualan mencapai 40.741.999 saham.
Menurut Jusak, penjualan tersebut adalah investasi langsung. Bina Raya sebelumnya masuk ke Indomobil melalui aksi penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue yang dilakukan IMAS.
Dengan pembelian saham lewat rights issue tersebut, porsi kepemilikan Bina Raya menjadi 919.154.566 saham dibeli dengan harga yakni Rp 550/saham, pada 14 Agustus lalu. Namun baru 5 hari perdagangan (mengingat ada libur HUT Kemerdekaan, Tahun Baru Islam, dan cuti bersama), pada 25 dan 26 Agustus, Bina Raya melepas saham IMAS.
Mengacu prospektus rights issue IMAS, disebutkan bahwa hubungan Bina Raya dan IMAS adalah kesamaan direksi.
Direktur Utama Bina Raya juga dijabat Jusak Kertowidjojo, sementara Direktur Bina Raya adalah Evensius Go (juga direktur IMAS), sementara Komisaris dijabat Pieter Tanuri yang menjadi pemegang saham utama Bina Raya (pemilik manfaat atau beneficial ownership).
Pieter adalah salah satu konglomerat Tanah Air yang lahir dari pasar modal Indonesia. Setelah sukses.membawa emiten ke lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), Pieter berubah haluan menjadi industrian dengan membeli perusahaan Ban ex Intirub.
Setelah direstrukturisasi, perusahaan ini dihantarkan ke pasar modal dengan meng IPO kan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), yang memproduksi ban Corsa. Perusahaan ini akhirnya di jual oleh Pieter kepada pabrikan ban asal Perancis dengan merek dagang Michellin. Kini, Pieter jadi pemilik PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA), pengelola Bali United.