Marketnews.id Di hari jadi bangsa Indonesia yang ke 75 tahun hari ini, ada kado istimewa buat bangsa. Tiga Institusi berbeda dengan dengan maksud dan tujuan yang sama memperkenalkan obat buat penderita Covid-19. Institusi itu adalah, Universitas Airlangga, Bandan Intelegen Negara dan TNI Angkatan Darat.
Rektor Universitas Airlangga Surabaya Profesor Mohammad Nasih mengatakan, tiga kombinasi obat penawar Virus Corona penyebab Covid-19 hanya tinggal menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk diproduksi secara massal.
“Dari lima kombinasi obat penawar Covid-19, hanya tiga yang disarankan, karena mempunyai potensi penyembuhan terbesar,” ujarnya di Surabaya, Minggu (16/8/2020).
Ketiganya: Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline, serta Hydrochloroquine dan Azithromyci.
Nasih mengatakan, meskipun temuan obat penawar Covid-19 tersebut adalah obat kombinasi, namun BPOM tetap menganggap obat yang dihasilkan Unair digolongkan pada obat baru. Untuk itu, pihaknya masih menunggu pembahasan dengan BPOM.
“Tentu BIN (Badan Intelijen Negara) dan Kasad (Kepala Staf TNI Angkatan Darat) yang akan mempresentasikan ke BPOM untuk memperlancar proses terbitnya izin produksi dan edar,” ucapnya.
Rencananya, pada Rabu, 19 Agustus 2020 akan ada pertemuan dengan BPOM untuk menjelaskan berbagai isu secara gamblang dan detail.
Dalam pertemuan dengan BPOM, pihaknya juga akan mendiskusikan teknis yang berkaitan bahan-bahan obat dengan pihak Kimia Farma dan Lembaga Biologi Angkatan Darat yang akan memproduksi obat penawar tersebut.
“Untuk mempersiapkan lebih teknis agar obar bisa segera diproduksi bila izin edar segera terbit. Kami masih menunggu panggilan dari BPOM,” kata Nasih.
Kendati demikian, lanjut dia, Unair telah meminta perubahan dan perbaikan ke BPOM sepanjang memenuhi persyaratan.
“Yang terpenting, untuk di Bandung BPOM sudah melakukan inspeksi,” tuturnya.
“Dari inspeksi ini, temuan-temuannya sudah kami tindak lanjuti. Tidak ada pertemuan merger. Jadi, ditindaklanjuti langsung,” tambah Rektor Unair.
Nasih juga menyatakan, tingkat efektivitas kombinasi obat penawar Covid-19 temuan peneliti Unair mencapai lebih dari 98 persen.
“Dari hasil uji klinis terhadap tiga obat tersebut, setelah dikombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik. Untuk kombinasi tertentu sampai 98 persen efektivitasnya, yang paling rendah di angka 92 persen. Efektivitas ini berdasar dari sampel yang diambil secara acak,” katanya.
Sebelumnya, Unair telah melakukan evaluasi pada lebih dari 1.100 sampel dari berbagi multicenter, yakni Rumah Sakit TNI, Rumah Sakit Universitas Airlangga, Rumah Sakit TNI-Polri, dan Rumah Sakit Lamongan.
Dari hasil itu yang memenuhi syarat inklusifivitas dan lainnya lebih dari 750 sampel.
Selain itu, ketiga kombinasi obat penawar Covid-19 mempunyai dosis yang lebih rendah dibanding apabila obat diberikan secara tunggal.
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mendukung kombinasi obat Covid-19 yang sedang dikembangkan anak bangsa dari Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan TNI AD dan Badan Intelijen Negara (BIN) agar segera diberi izin produksi dan izin edar oleh pemerintah.
“Obat Covid-19 temuan anak bangsa harus kita dukung penuh untuk mendapatkan izin produksi dan izin edar,” kata Abbas dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu (16/8/2020).
Menurut Abbas, kombinasi obat Covid-19 temuan tim gabungan Unair, BIN, dan TNI AD itu merupakan sebuah prestasi yang sangat-sangat menggembirakan dan membanggakan dirinya sebagai sesama bangsa Indonesia.