Marketnews.id Bisnis infrastruktur termasuk bisnis yang padat modal, padat karya dan padat teknologi. PT Nusantara Infrasturcture Tbk (META), sebagai salah satu pemain utama dalam bisnis infrastruktur terus mengembangkan usahanya bahkan hingga ke Indonesia timur. Masih menarikkah bisnis ini di tengah pendemi Covid-19.
Sepanjang tahun lalu, META berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 143,81 miliar. Dari laba tersebut sekitar Rp 1,43 miliar dialokasikan sebagai cadangan wajib sesuai dengan ketentuan pasal 70 undang undang Perseroan Terbatas.
Laporan keuangan perseroan tahun 2019 telah disetujui dan disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung pada Rabu 19/8/2020.
Pada RUPS, perseroan membahas delapan agenda dengan menyetujui beberapa hal, diantaranya laporan realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Terbatas II (”PUT II”) Perseroan, dimana sejak 30 Juni 2020, diperoleh dana sekitar Rp495 miliar, dalam siaran pers Sabtu (22/8/2020).
Dari dana yang didapatkan itu, Rp292,94 miliar digunakan oleh perseroan sebagai setoran modal ke dalam Entitas Anak Perseroan yaitu PT Margautama Nusantara (MUN).
Selanjutnya dana tersebut digunakan oleh MUN sebagai setoran modal ke dalam Entitas Anak MUN yaitu PT Bosowa Marga Nusantara (BMN), yang kemudian oleh BMN digunakan sebagai pendanaan untuk pelaksanaan proyek jalan tol di Makassar.
Proyek ini dikerjakan oleh anak usaha MUN, PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) bersama PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WIKA) sebagai kontraktor utama. Proyek Jalan Tol Layang pertama di Kota Makassar ini diperkirakan dapat diselesaikan pada tahun 2020.
Tol Layang A.P. Pettarani ini dibangun dibangun di atas jalan nasional A.P. Pettarani tanpa adanya pembebasan lahan. Pembangunan proyek ini terbagi atas 74 span pada Main Line, 9 span pada Ramp On dan 7 span pada Ramp Off dengan jumlah box girder sebanyak 3.044 buah.
Proyek tol layang sepanjang 4,3 km ini ditargetkan dapat beroperasi secara komersial mulai kuartal III/2020. Dimana saat ini, MUN tercatat memiliki empat jalan tol lain yang telah beroperasi, di antaranya ruas Jembatan Tallo—Simpang Mandai dan ruas Kebon Jeruk—Penjaringan.
Selain penggunaan dana hasil rights issue, RUPS tahunan perseroan juga mengesahkan Laporan Keuangan Konsolidasian META dan Entitas Anaknya untuk Tahun Buku yang berakhir 31 Desember 2019, dimana total aset Perseroan mencapai Rp5,07 triliun.
Sementara itu Laba Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk senilai Rp143.81 miliar. Lalu dari laba tersebut sekitar Rp1,43 miliar dialokasikan sebagai cadangan wajib, sesuai dengan ketentuan Pasal 70 Undang Undang Perseroan Terbatas.
Selain dua agenda itu, RUPS META juga menyetujui perubahan pengurus Perseroan, dengan susunan Dewan Komisaris dan Direksi yang baru, diantaranya penunjukan Jose Ma. Kamantigue Lim sebagai Komisaris Utama beserta tiga jajaran komisaris lainnya, dan Muhammad Ramdani Basri sebagai Direktur Utama, beserta tujuh jajaran direktur lainnya.
Nusantara Infrastruktur sendiri saat ini mengendalikan sejumlah jalan tol yakni PT Bintaro Serpong Damai (BSD), pemegang konsesi jalan tol 7.25 km yang menghubungkan Serpong dan Pondok Aren, Jakarta. Perusahaan juga menggenggam 25 persen saham PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB), sepanjang 9,7 km yang menghubungkan Kebon Jeruk, Jakarta Barat dengan Penjaringan, area Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Sedangkan di PT Bosowa Marga Nusantara (BMN), yang berbasis di Makassar, merupakan pemegang konsesi ruas jalan tol yang menghubungkan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar dengan AP Pettarani.
Perusahaan juga pemilik PT Jalan Tol Seksi Empat ( JTSE ). BMN menguasai 99,39% saham JTSE , yang merupakan pemegang konsesi ruas Jalan Tol Seksi Empat di Makassar. JTSE memiliki panjang 11.57 km dan terhubung dengan ruas jalan yang dioperasikan oleh BMN. Jalan tol seksi IB ini menyediakan akses ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.