Marketnews.id Perdagangan saham selama pekan ini mencatat sejarah baru setelah Indeks saham sempat terpuruk di posisi nyaris menyentuh 4.000. Pekan ini, indeks saham sempat menyentuh titik spikologis baru 5000, walaupun akhirnya ditutup dibawah 5000.
Selama sepekan perdagangan atau periode 15-19 Juni 2020, rata-rata nilai transaksi harian ( RNTH ) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat mengalami penurunan signifikan hingga menembus 29 persen dibanding minggu sebelumnya menjadi Rp7,29 triliun.
“Rata-rata nilai transaksi harian di BEI mengalami perubahan sebesar 29,06 persen menjadi sebesar Rp7,92 triliun dari Rp11,17 triliun pada penutupan pekan lalu,” kata Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono, di Jakarta, Minggu (21/6).
Data negatif pada perdagangan di BEI juga terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian yang tercatat menurun sebesar 20,84 persen menjadi 642,99 ribu kali transaksi dibandingkan pekan sebelumnya yang mampu mencatatkan 812,25 ribu kali transaksi.
Selanjutnya, data penurunan juga diikuti rata-rata volume transaksi harian menjadi 8,38 miliar unit saham dibandingkan sepekan lalu sebanyak 11,487 miliar unit saham. ” IHSG naik sebesar 1,27 persen ke level 4.942 dari level 4.880 pada akhir pekan sebelumnya,” kata Aji.
Aji menyebutkan, kenaikan terjadi pada kapitalisasi pasar Bursa, yaitu sebesar 1,3 persen menjadi Rp5.717,45 triliun dibanding pekan sebelumnya Rp5.644,06 triliun. Investor asing pada perdagangan Jumat (19/6) mencatatkan nilai jual bersih Rp653,45 miliar, sedangkan sepanjang 2020 nilai jual bersih asing tercatat Rp12,34 triliun.
Bagaimanakah perdagangan selama sepekan ke depan. Beberapa analis sepakat bahwa indeks saham akan mengarah menguat ke posisi 5000 mengikuti penguatan sebelumnya. Meskipun begitu, seperti lazim nya di awal pekan perdagangan, indeks akan melemah di sesi pertama dan akan kembali stabil di sesi kedua perdagangan. Masihkah saham industri dasar akan terus memimpin penguatan diperdagangan pekan ini.?