Home / Corporate Action / Agar Pertumbuhan Ekonomi Tidak Minus, Pemerintah Akan All Out

Agar Pertumbuhan Ekonomi Tidak Minus, Pemerintah Akan All Out

Marketnews.id Segala upaya akan dilakukan oleh pemerintah agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun 2020 ini tidak sampai minus 3,9 persen. Setidaknya ada empat program yang akan di genjot agar ekonomi dapat bergerak positif hingga akhir tahun.

Menteri Koorditor Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan, pemerintah tak ingin pertumbuhan ekonomi Indonesia terperosok menjadi -3,9% pada kuartal II 2020.

Ada empat upaya yang akan dicoba dikebut oleh pemerintah agar hal itu tidak terjadi.
“Kita tentu tak ingin pertumbuhan ekonomi kita terkoreksi begitu dalam sampai -3,9% pada kuartal II tahun ini,” kata Airlangga dalam Webinar Peta Jalan Kebangkitan Ekonomi Pasca Covid-19, pada Selasa (16/6).


Ada beberapa upaya pemerintah yang coba digenjot. Pertama, melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pemerintah telah mengalokasikan Rp 598,65 triliun untuk menggenjot perekonomian nasional. Sisi demand akan disuntik stimulus Rp 205,20 triliun dan sisi produksi disuntik Rp 393,45 triliun agar bisa bangkit kembali.


Kedua, mendorong reformasi struktural melalui percepatan pembahasan RUU Omnibus Law, sehingga arus investasi bisa mengalir deras dan lapangan kerja meningkat dalam jumlah banyak. Ketiga, menjalankan  exit strategy  Covid-19 dengan memperhatikan keseimbangan aspek kesehatan ekonomi dan sosial.


“Keempat, mendorong terjadinya otomasi di sektor industri. Namun tetap memperhatikan kolaborasi dengan manusia di pabrik. Pandemi semakin menyadarkan kita akan pentingnya otomasi dilakukan,” ujar Airlangga.


Airlangga menegaskan, mengacu proyeksi Moody’s, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 akan terperosok menjadi -3,9%. Kondisi ini akan membaik pada kuartal III 2020 menjadi 3%, dan pada pada kuartal IV 2020, tumbuh 2,8%.

Sepanjang tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 2,1%.
“Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kita pada tahun ini berkisar -0,4% bila mengacu skenario sangat berat hingga 2,3% bila mengacu skenario berat,” papar Airlangga.


Jika mengacu skenario sangat berat dengan pertumbuhan -0,4%, maka jumlah orang miskin di Indonesia akan bertambah 3,78 juta orang. Sementara jumlah pengangguran bertambah 5,23 juta orang.


Apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia mengikuti skenario berat mencapai 2,3% pada tahun ini, maka jumlah orang miskin bertambah 1,16 juta orang. Sementara jumlah pengangguran bertambah 2,92 juta orang.

Seperti diketahui, hingga akhir Mei 2020, pendapatan negara hanya Rp 664,3 triliun atau 37,7 persen dari target APBN sebesar Rp 1.760,9 triliun. Sementara belanja negara mencapai Rp 8.439 triliun atau setara 32,3 persen dari target Rp 2.613,8 triliun. Wajar bila pemerintah harus kerja keras agar ekonomi tetap bisa tumbuh.

Check Also

Multipolar Technology Tbk (MLPT) Berencana  Stock Split

MarketNews.id- Manajemen Multipolar Technology (MLPT), mengaku tengah melakukan kajian pemecahan nominal saham atau stock split …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *