Marketnews.id Dari sekian banyak industri, hanya tiga bidang industri yang mampu tumbuh positif di kuartal pertama tahun ini. Industri makanan dan minuman, farmasi dan obat-obatan serta Industri alat angkutan. Sedangkan bidang industri lain langsung terpapar Covid-19. Bagaimana kinerja industri di kuartal kedua tahun ini.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, memprediksi angka pertumbuhan industri manufaktur pada triwulan II 2020 akan lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi di triwulan I 2020 yang hanya tumbuh 2,06 persen year on year (yoy).
Pertumbuhan sektor industri diprakirakan akan mencapai 2-2,7 persen pada triwulan II 2020.
Agus menjelaskan, asumsi ini bisa terpenuhi dengan syarat apabila di triwulan kedua kasus positif covid-19 melandai dan tidak ada second wave . Syarat lainnya apabila kebijakan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ) yang dicanangkan oleh pemerintah pusat dan di daerah bisa mulai dikurangi atau dikendorkan. Selama syarat-syarat pokok tersebut tidak terpenuhi, pertumbuhan sektor industri pada triwulan II bisa lebih rendah dari realisasi triwulan I 2020.
“Prediksi kuartal II mungkin akan lebih slow atau lebih rendah kita harus siap. Namun ketika PSBB sudah mulai dikurangi tentu akan secara bertahap bisa memperbaiki ekspektasi kita. Kita tidak berharap ada second wave , tapi ini harus kita hindari dengan kerjasama dengan Pemda,” ujar Agus Gumiwang dalam konferensi pers dan halal bi halal secara virtual dengan awak media di Jakarta, Rabu (27/5).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dari sembilan sektor industri pengolahan non migas, sebanyak enam sektor tumbuh negatif pada triwulan I 2020. Sementara itu hanya ada tiga sektor industri pengolahan yang masih tumbuh positif walaupun melambat.
Tiga sektor yang masih tumbuh positif adalah industri makanan dan minuman (mamin), dari 7,95 persen pada triwulan IV 2019 menjadi 3,94 persen. Kemudian sektor industri kimia, farmasi dan obat tradisional melambat dari 12,73 persen menjadi 5,59 persen. Kemudian industri alat angkutan melaju positif dari -2,25 persen menjadi 4,64 persen.
Agus menambahkan, bahwa pihaknya belum bisa memperkirakan tingkat pertumbuhan industri sepanjang tahun 2020 ini. Pasalnya kinerja sektor industri sangat bergantung dari perkembangan penanganan wabah corona. Semakin cepat wabah ini tertanggulangi, maka dampak buruk terhadap sosial ekonomi dan kesehatan juga bisa lebih ditekan.
“Ini mungkin belum waktu yang tepat untuk bisa melakukan konklusi terhadap pertumbuhan industri tahun 2020 sebab kita tidak tahu seperti apa covid-19 ini perkembangannya. Mudah-mudahan tidak ada second wave ,” ujarnya.