Marketnews.id Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF Ananta Wiyogo mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan penyaluran pinjaman sebesar Rp 13 triliun.
Selain itu, perusahaan juga menargetkan sekuritisasi sebesar Rp 3 triliun, dan penerbitan surat utang sebesar Rp 10 triliun.
“Kami optimis target tersebut dapat kami realisasikan di tahun ini, sehingga SMF dapat memaksimalkan peran kami sebagai Special Mission Vehicle yang dapat mendukung penuh Program Pemerintah di sektor perumahan,” ujar Ananta melalui keterangan tertulis, Kamis (19/3/2020).
Menurut Ananta, tahun ini SMF akan memperoleh penyertaan modal negara (PMN) dari Pemerintah sebesar Rp 2,5 triliun pada tahun 2020.
Dana tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2020.
Penambahan PMN tersebut ditujukan untuk tiga buah program khusus pembiayaan perumahan pada tahun 2020.
Ketiganya adalah Program Penurunan Beban Fiskal pada Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Kemudian Program Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Pasca Bencana dan KPR Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sementara dalam rangka mendukung peningkatan KPR Pasca Bencana, tahun ini perusahaan akan melakukan perluasan kriteria dan segmen penyaluran KPR iB Pasca Bencana.
Bagaimana kinerja SMF tahun lalu. Tahun 2019 lalu PT SMF berhasil mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR melalui transaksi sekuritisasi dan penyaluran kredit senilai Rp14,45 triliun. Jumlah ini meningkat 21,63 persen dibanding tahun 2018 sebesar Rp11,88 triliun.
Secara kumulatif total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan dari tahun 2005 sampai dengan 31 Desember 2019 mencapai Rp62,05 triliun. Untuk yang melalui sekuritisasi sebesar Rp2 triliun, penyaluran pinjaman sebesar Rp12,45 triliun dan pembelian KPR sebesar Rp116 miliar.
Menurut Ananta Wiyogo, dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 975.837 ribu debitur KPR (termasuk KPR Program FLPP ). Jumlah tersebut terbagi atas 84,25 persen wilayah barat, 15,07 persen wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,68 persen wilayah timur.
“Terkait transaksi sekuritisasi, sejak tahun 2009 sampai dengan 31 Desember 2019, kita telah berhasil memfasilitasi 13 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp12,155 triliun. Sedangkan, untuk kerja sama pembiayaan, SMF telah bekerja sama dengan Bank Umum, Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Perusahaan Pembiayaan,” ujar Ananta.
Pertumbuhan penyaluran pinjaman juga diiringi dengan penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan. Selama tahun 2019, SMF telah menerbitkan surat utang sebesar Rp9,28 triliun melalui penerbitan obligasi PUB IV Tahap VII sebesar Rp1,85 triliun, MTN (Medium Term Note) VIII sebesar Rp500 miliar, PUB IV Tahap VIII sebesar Rp2.511 miliar, PUB V Tahap I sebesar Rp2.000 miliar, Sukuk PUB I Tahap I sebesar Rp100 miliar, PUB V Tahap II sebesar Rp2.203 miliar dan SBK I SMF 2019 sebesar Rp120 miliar. Sampai dengan akhir tahun 2019, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp14,8 triliun dan pendanaan dari bank sebesar Rp2,37 triliun, angka tersebut berdasarkan data laporan keuangan periode 31 Desember 2019.
Dia menambahkan, pada tahun 2019 SMF juga telah merealisasikan dukungannya terhadap program Pemerintah dalam mewujudkan Program Perumahan Berbasis Komunitas khususnya bagi masyarakat berpenghasilan tidak tetap. SMF telah menggandeng Grab Indonesia untuk memberikan akses KPR melalui Program KPR SMF-Grab bagi para driver GrabCar. KPR SMF-Grab disalurkan melalui Perusahaan Pembiayaan yang bekerja sama dengan SMF.
“Sebagai langkah awal sebanyak 52 orang driver dinyatakan memenuhi kriteria KPR dari 400 orang yang mendaftar dalam kegiatan Expo KPR SMF-Grab,” sambung Ananta.
Selain itu SMF juga telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM terkait pembiayaan perumahan yang layak dan terjangkau untuk karyawan PNM yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam kerjasama tersebut SMF akan menyalurkan fasilitas pembiayaan jangka menengah – panjang terkait Kredit Pemilikan Rumah (KPR) khususnya kepada karyawan PNM yang saat ini berjumlah kurang lebih sebesar 37.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk total aset SMF di tahun 2019 tercatat sebesar Rp26,69 triliun. Jumlah ini naik 36,94 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp19,49 triliun.
Posisi penyaluran pinjaman per 31 Desember 2019 mencapai sebesar Rp22,31 triliun atau meningkat 45,15 persen jika dibanding tahun 2018 sebesar Rp15,37 triliun.
“Adapun laba bersih di tahun 2019, mencapai Rp472,88 miliar, naik 8,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp436,54 miliar,” pungkasnya.