Marketnews.id Jaring pengaman sosial atas pendemi Covid-19 sedang disiapkan pemerintah untuk membantu masyarakat yang terimbas secara ekonomi dari pendemi Covid-19.
Pemerintah bakal menyalurkan bantuan sosial (bansos) selaku social safety net atau jaring pengaman sosial di tengah wabah Covid-19 kepada 29,3 juta orang.
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono menerangkan 29,3 juta orang ini merupakan 40% dari masyarakat termiskin.
“Kira-kira 29,3 juta akan kita salurkan dalam bentuk BLT [bantuan langsung tunai],” ujar Susiwijono, Kamis (26/3/2020).
Saat ini, Kemenko Perekonomian sedang merancang skema penyaluran bansos dan validasi data penerima bansos ini bersama dengan Kemenko PMK, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Sosial.
Dari 29,3 juta calon penerima bansos ini, Susiwijono mengungkapkan 15,2 juta diantaranya sudah valid. 15,2 juta orang yang sudah valid datanya ini merupakan warga yang selama ini telah menerima BPNT.
“14,1 juta sisanya ini kita hitung kembali sambil menggulirkan untuk yang 15,2 juta,” ujar Susiwijono.
Selain kepada 40% masyarakat termiskin, BLT juga bakal disalurkan kepada komunitas terdampak terutama pekerja sektor informal perkotaan.
“Yang terdampak besar dari Covid-19 adalah masyarakat kota seperti Jakarta dan sebagainya. Kita siapkan bansos BLT kepada kepada sektor informal seperti warung, toko-toko kecil, pedagang pasar dan sebagainya,” kata Susiwijono.
Data dari pekerja sektor informal ini sedang dimatangkan oleh pemerintah pusat dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Sektor informal lain yang bakal menerima BLT ini antara lain sopir transportasi online serta pekerja informal dengan upah harian.
Untuk transportasi online, Susiwijono mengungkapkan pihaknya sudah meminta data kepada Gojek dan Grab. Untuk kelompok pekerja dengan upah harian, pemerintah juga sudah mengkoordinasikan data dengan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI).
“).