Marketnews.id Di Dunia pasar modal, Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) yang bergerak dalam bidang asuransi dan dana pensiun, jadi sumber dana buat menggerakkan pasar modal. Betapa tidak, hampir semua emiten baru menyasar BUMN Asuransi dan dana pensiun sebagai investor besar yang akan membeli saham emiten baru tersebut. Jadi tidak heran bila emiten baru berharap saham nya di borong oleh BUMN Asuransi atau Dana pensiun.
Kini, ada wacana dari Kementerian BUMN untuk menyatukan seluruh dana pensiun yang dimilki Pemerintah cq BUMN. Wacana ini bisa jadi terobosan luar biasa, apalagi bila rencana ini dikelola oleh ahlinya dalam hal investasi di pasar modal.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana menghimpun seluruh dana pensiun perusahaan pelat merah dalam satu atap.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, langkah tersebut diambil agar tidak terjadi kasus seperti yang terjadi di Jiwasraya pada lembaga dana pensiun perusahaan pelat merah. Upaya tersebut juga diyakini dapat mencegah tindakan oknum yang menyalahgunakan kewenangannya.
“Ke depan, dana-dana pensiun yang ada di BUMN akan dijadikan satu atap. Kami tidak mau pekerja BUMN yang sudah mengabdi selama puluhan tahun, ketika pensiun dananya enggak ada,” kata Erick, Minggu (5/1/2020).
Selain melakukan konsolidasi lembaga dana pensiun BUMN, kementerian juga bakal mencari sosok yang baik untuk mengelola perusahaan pelat merah tersebut.
Saat ini, lanjutnya, Kementerian BUMN sedang melakukan perbaikan dengan mengisi perusahaan pelat merah dengan figur-figur yang kredibel dan memiliki rekam jejak yang baik.
“Saya yakin direksi BUMN memiliki satu visi dengan saya. Kami semua ingin BUMN jauh lebih baik sisi pengelolaan,” jelasnya.
Niat di atas memang brilian untuk memutus rantai Investor institusi besar dipasar modal. Seperti diketahui, Taspen alias tabungan pensiun miliki Pemerintah dan Jamsostek alias Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Selalu jadi primadona bila ada emiten baru yang menjual sahamnya di lantai bursa. Kedua Investor institusi lokal ini selalu.jadi sasaran emiten baru via perusahaan sekuritas agar membeli saham perusahaan baru tersebut.
Bila niat Kementerian BUMN terealisasi, tentunya Kementerian akan memiliki dana besar yang siap diputar di pasar modal Indonesia. Lalu siapakah pengelola dana Pemerintah ini. Seperti diketahui, Kementerian BUMN memiliki perusahaan bank investasi seperti Danareksa dan Bahana dan bank Pemerintah yang memiliki perusahaan sekuritas. Putera putri terbaik di bidang investasi ada dibeberapa perusahaan BUMN seperti Danareksa dan Bahana. Persoalannya, mampukah Erick memilih putera terbaik untuk memimpin perusahaan investasi terbesar di Indonesia ini.