Marketnews.id Tingkatkan produksi dan menemukan tambang baru jadi kata kunci buat perusahaan tambang batubara. Betapa tidak, permintaan akan batubara terus meningkat dari waktu ke waktu. Sementara ketersedian sumber alam ini semakin terbatas. PT Bukit Asam Tbk (BA) membidik produksi batubara sebesar 30 juta ton pada tahun 2020 mendatang. Angka tersebut lebih tinggi ketimbang proyeksi batubara yang diproduksi perusahaan di tahun ini sebanyak 28,5 juta ton.
Adapun hingga kuartal III-2019 lalu PTBA sudah menghasilkan batubara sebanyak 21,6 juta ton. Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman mengatakan, pihaknya lebih banyak memproduksi batubara dengan kualitas medium-rendah. Namun, ia juga menyebut sekitar 3 juta ton batubara yang diproduksi perusahaan di kuartal tiga lalu merupakan produk berkualitas tinggi.
Pastinya, PTBA masih akan memaksimalkan produksi batubara kualitas tinggi di tahun depan. Ditambah lagi, belum lama ini PTBA mendapat kontrak penjualan batubara kalori tinggi ke perusahaan petrokimia asal Taiwan, Formosa Plastics Group.
“Batubara kalori tinggi diperlukan untuk menjaga bottem line perusahaan di 2020. Tambang kami juga siap memproduksi batubara kalori tinggi,” ungkap dia, Senin (23/12).
Suherman juga berujar, cadangan batubara kalori tinggi PTBA masih cukup untuk 5–7 tahun mendatang.
PTBA akan mengoptimalkan cadangan batubara tersebut dan memproduksinya secara efisien. “Kami juga akan memperbarui data cadangan lebih detail dan tetap membuka peluang mencari cadangan baru,” tambah Suherman.
Sementara itu di pihak swasta, PT Adaro Energy Tbk masih akan fokus menggenjot produksi batubara berkalori sedang dalam beberapa waktu mendatang. Sekadar catatan, emiten ini sudah memproduksi 44,13 juta ton batubara hingga kuartal tiga lalu.
Sedangkan hingga tutup tahun nanti, ADRO memproyeksikan sanggup produksi batubara sebanyak 54 juta sampai 56 juta ton.
Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira mengatakan, sebagian batubara yang diproduksi perusahaan di tahun ini merupakan batubara termal berkalori sedang dengan kadar 4.000–5.000 kcal/kg yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik. Batubara ini dihasilkan melalui tambang anak usaha yakni PT Adaro Indonesia dan Balangan Coal Companies.
“Dari total produksi di kuartal tiga, kami juga memproduksi batubara kokas semi lunak dari Adaro Metcoal Companies sebesar 0,93 juta ton,” sambung Febriati, Senin (23/12).
ADRO belum menetapkan target produksi di tahun depan. Namun, perusahaan ini masih akan konsisten memproduksi batubara kalori sedang dalam jumlah besar.
Febriati melanjutkan, ke depannya sebagian hasil produksi batubara ADRO akan digunakan sebagai pasokan pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU ) Bhimasena Power Indonesia dan PLTU Tanjung Power Indonesia. Kedua PLTU yang dikelola oleh PT Adaro Power tersebut rencananya akan beroperasi di tahun 2020 nanti.