Marketnews.id Pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2020 ini berhasil mencatat beberapa prestasi di tengah pendemi. Di saat lembaga atau institusi bisnis mengalami penurunan kinerja bahkan mengalami kerugian usaha. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mampu menoreh prestasi dibanding dengan kinerja bursa efek di negara Asean. Beberapa prestasi itu adalah, meningkatnya jumlah investor hingga 56 persen dibanding tahun sebelumnya. Jumlah perusahaan yang IPO juga mencatat rekor terbanyak di Asean. Selain itu, BEI juga mencatat rekor baru transaksi perdagangan, dimana transaksi harian saham tertinggi pada 22 Desember lalu sebanyak 1.697.537 kali transaksi.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa kinerja pasar saham Indonesia mencatatkan capaian terbaik di kawasan Asia Tenggara, tercermin dari jumlah perusahaan yang melakukan IPO maupun likuiditas perdagangan saham.
Menurut Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi di Jakarta, Rabu (30/12), kondisi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat perusahaan untuk masuk ke pasar modal. “Hingga 30 Desember2020, terdapat 51 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan saham di BEI,” ucapnya.
Dengan demikian, jelas dia, hingga saat ini terdapat 713 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI. ” Indonesia pun masih menjadi Bursa dengan jumlah IPO terbanyak di Asean,” kata Inarno sembari menyebutkan bahwa aktivitas perdagangan BEI di tahun ini juga mengalami peningkatan.
Dia merincikan, rata-rata frekuensi perdagangan bertumbuh 32 persen menjadi 619 ribu kali per hari di November 2020, sehingga menjadikan likuiditas perdagangan saham di BEI lebih tinggi di antara bursa-bursa saham lain di Asia Tenggara.”Pada periode yang sama, RNTH (rata-rata nilai transaksi harian) berangsur-angsur pulih dan mencapai Rp9,18 triliun,” ungkap Inarno.
Sepanjang 2020, jumlah investor di pasar modal Indonesia yang terdiri dari investor saham, obligasi maupun reksadana mengalami peningkatan 56 persen (year-on-year) menjadi 3,87 juta single investor identification (SID) sampai 29 Desember 2020. “Kenaikan investor ini empat kali lipat lebih tinggi sejak empat tahun terakhir dari 894 ribu investor pada 2016,” kata Inarno.
Sementara itu, lanjut dia, jumlah investor saham meningkat 53 persen menjadi sejumlah 1,68 juta SID. Jika dilihat dari jumlah investor aktif harian, hingga 29 Desember 2020 terdapat 94 ribu investor atau meningkat 73 persen dibanding akhir 2019.
“Peningkatan jumlah investor, serta aktivitas transaksi investor harian ini tentu merupakan hasil upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dalam mengedepankan sosialisasi dan edukasi terkait investasi di pasar modal kepada masyarakat,” paparnya.
Dengan meningkatnya partisipasi investor ritel domestik, maka rekor baru transaksi perdagangan berhasil dicapai pada tahun ini, yaitu frekuensi transaksi harian saham tertinggi pada 22 Desember 2020 sebanyak 1.697.537 transaksi.