Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Di Saat Pendemi Covid-19, Jumlah Investor Lokal Justru Meningkat

Di Saat Pendemi Covid-19, Jumlah Investor Lokal Justru Meningkat

Marketnews.id Pendemi Covid-19 yang melanda seluruh negara termasuk Indonesia, justru membawa berkah buat pasar modal Indonesia. Dengan adanya pendemi kebiasaan rutin berubah total. Masyarakat diminta berdiam diri di rumah agar tidak tertular atau menularkan.

Akibatnya, aktifitas masyarakatpun berubah total. Para kerja kantor harus bekerja dari rumah. Dan jumlah hari kerja pun berkurang lantaran adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang memaksa aktifitas berubah dari tatap muka menjadi tatap layar kaca lewat zoom meeting.

Banyaknya waktu luang dan semakin mudahnya transaksi lewat finansial teknologi (Fintek) membuat sebagian pekerja pemula mulai melirik pasar modal sebagai tempat investasi di saat pendemi. Akibatnya, jumlah investor baru melonjak tajam hingga 56 persen dibanding tahun 2019.

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia ( KSEI) , menyampaikan bahwa di tengah Pandemi Covid-19, jumlah investor Pasar Modal Indonesia tetap meningkat pesat. Jumlah investor Pasar Modal Indonesia sesuai dengan data yang tercatat di KSEI per tanggal 29 Desember 2020 naik lebih dari 50% dibanding akhir tahun 2019.


“Jumlah investor pasar modal menjadi 3.871.248 dari sebelumnya 2.484.354 pada akhir tahun 2019,” kata Direktur Utama KSEI , Uriep Budhi Prasetyo dalam dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2020, secara virtual, Rabu (30/12).


Uriep mengatakan peningkatan jumlah investor tersebut salah satunya juga didukung dengan adanya proses digitalisasi di Pasar Modal Indonesia, khususnya untuk proses pembukaan rekening investasi. Peran platform financial technology (fintech) semakin penting untuk pembukaan rekening investasi di pasar modal.


Hal ini didukung dengan data bahwa lebih dari 50% investor memiliki rekening investasi di Selling Agent Fintech. Penggunaan platform digital tersebut sejalan dengan karakteristik investor pasar modal yang terus bergerak ke usia muda.

“Berdasarkan data KSEI per 29 Desember 2020, jumlah investor berusia di bawah 30 tahun dan 30 sampai dengan 40 tahun telah mencapai lebih dari 70%,” ujar Uriep.


Untuk rencana strategis tahun 2021, KSEI telah menyusun 9 program antara lain rencana pengembangan alternatif penyimpanan Dana Nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) untuk instrumen Efek Bersifat Ekuitas dan Efek Bersifat Utang dan Investor Fund Unit Account ( IFUA ) untuk instrumen Reksa Dana. Program ini bertujuan untuk memberikan alternatif tempat penyimpanan dana dalam rangka penyelesaian transaksi di pasar modal.


Program strategis KSEI lainnya adalah Information Hub yang meliputi pengembangan validasi data investor, baik dengan Ditjen Dukcapil terkait Nomor Induk Kependudukan (NIK), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terkait dengan Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ), dan Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN) untuk investor diaspora serta pengembangan SRE Syariah dalam rangka mendukung Roadmap Pengembangan Pasar Modal Syariah.


“Terdapat juga 3 rencana strategis yang baru dari KSEI yaitu Optimalisasi peran KSEI sebagai Sub Registry Surat Berharga Negara (SBN), Securities Crowd Funding, dan Pengembangan Layanan SRE Syariah,” tutup Uriep.

Check Also

Akuntan Ragukan Kelangsungan Usaha BATA, Lantaran Utang Yang Menumpuk

MarketNews.id- Akuntan Publik penelaah laporan keuangan semester I 2024 Sepatu Bata (BATA) mengungkapkan, keraguan kelangsungan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *