MarketNews.id- PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mendapatkan berkah dari perubahan penggunaan mata uang rupiah dalam laporan keuangan per 31 Maret 2024 berupa saldo laba Rp376 miliar dari defisit atau akumalasi rugi Rp1,093 triliun.
Hal itu terungkap dari jawaban manajemen emiten jasa pertambangan grup Bakrie itu atas pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Minggu 7 Juli 2024.
DEWA menerangkan, pendapatan kontrak dari pemberi kerja telah berubah dari dolar Amerika Serikat menjadi rupiah per 1 Januari 2022. Dengan perubahan kontra tersebut, perseroan mengajukan persetujuan perubahan kepada Kementerian Keuangan.
Lampu hijau didapat setelah turun keputusan Menteri Keuangan nomor Kep-223/WPJ.19/2022 tentang pemberian izin menyelenggarakan pembukuan dengan bahasa Indonesia dan mata uang rupiah.
Berkah itu diterapkan pada lingkungan bisnis bisnis DEWA dengan menyatakan semua pendapatan dalam rupiah dan sebagian beban dalam rupiah per 1 Januari 2023.
Alhasil DEWA melakukan penelaahan kembali untuk memastikan selisih kurs yang disajikan sebagai akun terpisah dari komponen ekuitas pada laporan keuagan tahun 2023.
“Manajemen perlu mengubah pertimbangan agar selisih kurs dampak perubahan mata uang fungsional sebaiknya disajikan sebagai bagian saldo laba,” tulis Direktur DEWA, Ahmad Hilyadi.
Hal itu dilandasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK) 221 tentang pengaruh perubahan kurs valuta asing. Rinciannya, dalam paragraph 37 PSAK 221 menyatakan “Dampak perubahan perubahan mata uang fungsional diperlakukan secara prospekti.
Dengan kata lain, entitas menjabarkan seluruh pos ke dalam mata uang fungsional yang baru menggunakan kurs pada tanggal perubahan itu. Hasil dari jumlah yang dijabarkan untuk pos nonmoneter dianggap sebagai biaya historisnya.
Selisih kurs yang timbul dari penjabaran kegiatan usaha luar negeri yang diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain sesuai dengan paragrap 32 dan 39(c) tidak direklasifikasi dari ekuitas laba rugi sampai pelepasan kegiatan usaha,”
Abdul Aziz