MarketNews.id Pertengahan 2024, Indonesia akan memiliki ekosistem baterai mobil listrik 10 GW pertama dan terbesar di Indonesia yang dibangun PT Hyundai LG Industri dengan menggandeng tenaga lokal Indonesia hingga 90 persen.
Menteri Investasi atau Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) Bahlil Lahadalia memastikan, pada bulan April – Mei 2024 ini akan dilakukan peresmian pabrik ekosistem baterai mobil listrik yang pertama di Indonesia.
“Kami laporkan ekosistem baterai mobil listrik, pabrik 10 GW pertama akan diresmikan sekitar Mei-April 2024 sudah produksi. Dan masuk ke pabrik 10 GW kedua semua akan berjalan,” kata Bahlil dalam Konfrensi Pers Prospek Investasi Pasca Pemilu 2024, Senin 18 Maret 2024 di Jakarta secara hybrid.
Sebagaimana diketahui, PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power sedang membangun pabrik sel baterai yang digadang-gadang akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara dengan kapasitas 10 GW.
Sebelumnya, Staf Khusus Bidang Hubungan dengan Daerah Kementerian Investasi, Tina Talisa mengungkapkan pabrik tersebut akan mulai memproduksi sel baterai pertama pada bulan April 2024 ini.
“Di bulan April nanti pabrik HLI Green Power akan memulai produksi masalnya dan 90 persen lebih dari produk yang dihasilkan akan diekspor terutama ke Korea, kemudian ke India,” ujar Tina dalam akun resmi Kementerian Investasi, dikutip akhir Februari lalu.
Selain itu, dia mengatakan pabrik dengan kapasitas maksimal produksi 10 Giga Watt hour itu akan bisa menghasilkan sel baterai secara maksimal hingga 32,6 juta unit.
“Material yang sudah diolah terdiri dari nikel, mangan, kobalt, lithium kemudian menjadi sel baterai yang sudah dikemas,” ungkapnya.
Adapun sel baterai yang diproduksi melalui pabrik yang dibangun di Kabupaten Karawang, Jawa Barat itu memiliki daya hingga 81 Ampere hour atau mencapai 300 watt hour.
Selain itu, Tina menegaskan bahwa pabrik tersebut menyerap tenaga kerja lokal Indonesia bahkan mencapai lebih dari 90 persen dari keseluruhan tenaga kerja. Bahkan ia mengklaim sejumlah insinyur muda Indonesia juga turut berperan dalam pabrik tersebut.
“Sebagian besar dari tenaga kerja yang bekerja di perusahaan ini lebih dari 90 persen tenaga kerja lokal Indonesia termasuk para engineer mudanya,” klaim Tina.
Pembangunan pabrik baterai listrik oleh HLI ini, tidak lepas dari kehendak Pemerintah untuk melakukan hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam Indonesia seperti nikel. Dengan masuknya perusahaan asal, Korea dengan, investasi USD9, 8 miliar, Indonesia kini memiliki pabrik baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia.