MarketNews.id Kinerja ekonomi Indonesia yang kuat dan terjaga di tengah ketidakpastian, serta defisit fiskal yang kembali dalam target lebih cepat serta stabilitas keuangan yang terjaga, membuat Lembaga Pemeringkat Rating and Invesment Information, Inc. (R&I) meningkatkan outlook Indonesia menjadi positif. Seperti diketahui, posisi peringkat Indonesia sebelumnya stabil. R&I mempertahankan peringkat Indonesia pada BBB+ pada 25 Juli 2023.
Lembaga Pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) meningkatkan outlook Indonesia menjadi positif dari sebelumnya stabil, serta mempertahankan peringkat Indonesia pada BBB+ pada 25 Juli 2023.
Keputusan tersebut didukung oleh kinerja ekonomi yang tetap kuat dan terjaga di tengah ketidakpastian dan tingginya ekonomi global.
Selain itu, R&I menilai defisit fiskal yang kembali dalam target lebih cepat dari perkiraan, stabilitas keuangan yang terjaga, serta tren penurunan rasio utang Pemerintah.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa peningkatan outlook ini tersebut mencerminkan keyakinan kuat dari pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Kepercayaan dunia internasional ini didukung oleh kredibilitas kebijakan yang tinggi dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Pemerintah dan Bank Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu 26 Juli 2023.
Perry mengatakan BI ke depan akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Selain itu, BI juga akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mendukung percepatan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Adapun, R&I memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 5 persen untuk periode 2024 dan beberapa tahun selanjutnya.
Stabilitas harga juga diperkirakan tetap terjaga, didukung oleh disiplin kebijakan moneter dan penguatan sinergi dengan pemerintah, antara lain melalui tim pengendalian inflasi nasional dan daerah.
Sejalan dengan itu, R&I memperkirakan transaksi berjalan akan kembali defisit pada beberapa tahun ke depan namun dalam kisaran yang terkendali, sehingga tetap mendukung ketahanan eksternal Indonesia.
Sebagai gambaran, pemerintah memperkirakan pertumbuhan PDB akan berada pada kisaran 5 persen hingga 5,3 persen pada 2023.
Dari sisi fiskal, pemerintah mengendalikan defisit fiskal tercermin pada tercapainya target defisit fiskal di bawah 3 persen dari PDB satu tahun lebih awal.
R&I yakin bahwa pada 2023 penerimaan pemerintah akan tetap kuat, terutama didukung oleh kebijakan reformasi pajak, dan pengeluaran pemerintah yang tetap terkendali sesuai target.
Adapun, pemerintah memperkirakan defisit fiskal pada 2023 akan mencapai 2,3 persen dari PDB, lebih rendah dari target awal sebesar 2,8 persen dari PDB.