Home / Otoritas / Bank Indonesia / BI : Inflasi Inti Diperkirakan Sebesar 3 Persen plus-minus 1 Persen Di Semester I 2023

BI : Inflasi Inti Diperkirakan Sebesar 3 Persen plus-minus 1 Persen Di Semester I 2023

MarketNews.id Bank Indonesia (BI) terus berkoordinasi dengan Pemerintah guna memastikan penurunan dan terkendalinya inflasi. Salah satu langkah kebijakan positif yang dilakukan oleh BI dalam kebijakan moneter adalah front loaded, pre-emptive dan forward looking dalam mengendalikan inflasi dengan didukung pengendalian volatile food melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Bank Indonesia memperkirakan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0 plus-minus 1% pada semester I-2023, dan indeks harga konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0 plus-minus 1% (2-4%) pada paruh kedua tahun ini.


“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah guna memastikan penurunan dan terkendalinya inflasi tersebut,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers virtual hasil RDG BI, Kamis 16 Pebruari 2023.

Perry menjelaskan, tekanan inflasi berlanjut turun dan lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya. Dia menyebutkan IHK pada Januari tercatat 0,34 persen (m-t-m) atau 5,28 persen (y-o-y), menurun dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 5,51 persen. Penurunan inflasi ini didorong oleh penyusutan inflasi inti dan administered prices serta volatile food yang terjaga.

“Perkembangan ini sebagai dampak positif kebijakan moneter Bank Indonesia yang front loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam mengendalikan inflasi dengan didukung pengendalian inflasi volatile food melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” ujar Perry.

Dalam kaitan ini, koordinasi dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah ( TPIP dan TPID ) terus dilanjutkan melalui penguatan program GNPIP di berbagai daerah.

Sinergi kebijakan antara Bank Indonesia dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan ( KSSK ) juga terus diperkuat dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sektor keuangan, mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha, khususnya pada sektor-sektor prioritas.

“Terutama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan ekspor, serta meningkatkan ekonomi dan keuangan inklusif dan hijau,” ujar Perry Warjiyo.

Check Also

Laba Bersih Bank Jabar Anjlok 23 Persen Jadi Rp1,369 Triliun Di 2024

MarketNews.id-Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) atau Bank Jabar membukukan pertumbuhan kredit yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *