MarketNews.id Pertumbuhan kredit bisa dijadikan salah satu indikator ekonomi suatu negara tumbuh positif. Awal tahun 2022, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan kredit perbankan akan mencapai 11 hingga 13 persen dengan catatan tidak ada gejolak ekonomi lokal maupun global.
Hingga Oktober 2022, catatan BI menginformasikan pertumbuhan telah mencapai 11,95 persen. Diprediksi hingga akhir 2022 pertumbuhan kredit akan mencapai 12-13 persen. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lewat Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae optimistik penyaluran kredit perbankan tetap akan tumbuh seperti tahun ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae optimis penyaluran kredit perbankan akan tetap tumbuh pada 2023, sebagaimana tampak dari penyaluran kredit pada Oktober 2022 yang masih tumbuh 11,9 persen secara tahunan.
“Harapan sebetulnya, kalau tidak ada sesuatu pemburukan yang luar biasa secara global, pertumbuhan kredit ini bisa kita pertahankan di tahun depan,” katanya usai Pembukaan Pertemuan ASEAN Banking Council (ABC) ke-50 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat 2 Desember 2022.
Sebelumnya Bank Indonesia menyebut kredit perbankan tumbuh 11,95 persen secara tahunan pada Oktober 2022 ditopang oleh peningkatan di seluruh segmen kredit dan di hampir seluruh sektor ekonomi.
Adapun selain penyaluran kredit, kinerja industri perbankan diyakini akan tetap tumbuh pada 2023 karena pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masih menunjukkan tren peningkatan.
“Kita harapkan, dengan kondisi yang semakin membaik secara global, seperti yang kita tahu The Federal Reserve (The Fed) menyatakan bahwa dia tidak akan lagi menaikkan suku bunga secara agresif., artinya inflasi sudah mereka kendalikan,” katanya.
Selain itu, China diperkirakan akan mulai memperlonggar kebijakan zero covid-nya sehingga disrupsi rantai pasok juga bakal berkurang. Aktivitas ekonomi yang kembali bergerak diharapkan mendorong permintaan kredit yang mengerek kinerja perbankan.
Investasi di sektor perbankan juga masih akan bertumbuh karena investor masih memiliki ketertarikan yang besar pada sektor ini.
“Minggu depan saya menerima tamu yang ingin melakukan investasi di sektor perbankan. Jadi sektor perbankan kita ini masih menjadi primadona sebenarnya jika dinilai secara global dan regional di Asean,” ucapnya.