MarketNews.id – Revolusi PLN dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) kini kian nyata dan terasa. Tengok investasi PLTS Terapung Singkarak dan Saguling senilai USD104,95 juta atau sekitar Rp1,6 triliun (asumsi kurs Rp15.469).
Proyek itu digarap melalui kerjasama PLN Indonesia Power dengan ACWA Power, perusahaan energi berbasis di Arab Saudi yang telah memiliki portofolio mengembangkan 15,5 gigawatt (GW) pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT). Nantinya PLTS Terapung Singkarak dan Saguling masing-masing pembangkit akan memiliki kapasitas sebesar 50 megawatt ac (MWac) dan 60 MWac.
Menurut Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melalui rilis PLN dalam rangkaian SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, Selasa 18 Oktober 2022, pengembangan PLTS terapung ini akan menjadi revolusi pengembangan EBT dalam negeri.
Rencananya pengembangan PLTS Terapung Singkarak target commercial on date (COD) nya pada 2025, sedang PLTS Terapung Saguling diperkirakan COD pada 2024. “Kami berharap proyek ini mampu memberikan kontribusi cukup signifikan dalam pengembangan bisnis EBT di Indonesia,” kata Darmawan.
Pengembangan PLTS Terapung Singkarak, yang telah dinyatakan sebagai Proyek Strategis Nasional, akan berdiri di atas 0,33 persen total luas Danau Singkarak, Sumatera Barat. Sedang PLTS Terapung Saguling menggunakan 1,69 persen total luas permukaan waduk.
Darmawan mengatakan, dengan adanya pengembangan PLTS Terapung Singkarak dan Saguling, PLN meneruskan komitmen penggunaan EBT dengan memanfaatkan potensi dalam negeri. Ketika beroperasi, listrik dari PLTS Terapung Singkarak akan disalurkan melalui interkoneksi 150 kV ke GI Padang Panjang 150 kV. Untuk listrik dari PLTS Terapung Saguling, Kabupaten Bandung Barat, akan dialirkan melalui interkoneksi 150 kV ke GI Rajamandala.
PLN (Persero), melalui anak usahanya PLN Nusantara Power, sebelumnya telah memiliki pengalaman dalam pembangunan PLTS Terapung Cirata di Jawa Barat. PLTS yang sedang dalam tahapan konstruksi dan berkapasitas 145 MWac ini akan menjadi PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.
Proyek senilai USD140 juta itu dibiayai oleh sindikasi tiga bank internasional, yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale, dan Standard Chartered Bank.
Dalam rangkaian State Owned Enterprise (SOE) International Conference 2022 PLN (Persero), bersama dua subholding pembangkit, juga menawarkan kerja sama pengembangan PLTS Terapung Gajah Mungkur dan PLTS Terapung Karangkates dengan kapasitas masing-masing 100 MW.
Pembangunan proyek ini, menurut Direktur Manajemen Proyek dan EBT Wiluyo Kusdwiharto melalui rilisnya, diharapkan dapat meningkatkan bauran EBT guna mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca berbasis Nationally Determined Contribution (NDC) hingga 30,89 persen pada tahun 2030.
Lebih lanjut Wiluyo menjelaskan, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021 – 2030, PLN akan gencar menambah kapasitas pembangkit EBT. Salah satu jenis pembangkit yang akan dikembangkan PLTS. “Dua PLTS yang ditawarkan PLN ini akan menjadi salah satu backbone kelistrikan Jawa dan sebagai pengganti dari PLTU yang akan dipensiunkan oleh PLN,” ujar Wiluyo.
Saat ini, melalui PLN Indonesia Power, PLN (Persero) tengah menginisiasi PLTS Terapung Gajah Mungkur yang berlokasi di Bendungan Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah. PLTS terapung ini akan masuk ke dalam sistem kelistrikan Jawa-Bali. PLTS terapung Gajah Mungkur dapat beroperasi pada 2025.
HBS