Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Gandeng Mitra Baru Asal China Shejiang Huayou Cobalt

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Gandeng Mitra Baru Asal China Shejiang Huayou Cobalt

Marketnews.id Mencari mitra bisnis yang sesuai harapan memang tidak mudah. Apalagi, mitra yang diharapkan adalah yang dapat menambal kekurangan yang dimiliki saat ini.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melalui pengumuman resminya menyatakan telah menggandeng mitra baru untuk pengolahan dan produksi nikel di Pomala, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Dengan mitra baru ini diharapkan kinerja produksi maupun keuangan perseroan akan meningkat signifikan. Dari sisi produksi nikel diharapkan meningkat dari 40.000 ton menjadi 120.000 ton per tahun.

PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mengumumkan gandengan baru untuk proyek pengolahan dan produksi nikel di Pomala, Kolaka Sulawesi Tenggara.

CEO Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan, bersama dengan rekanan terbarunya asal China, Shejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou), proyek nikel di Pomalaa bisa memproduksi sampai dengan 120.000 ton per tahun.

“Jumlah ini lebih besar tiga kali lipat dari dengan kerja sama sebelumnya, bersama dengan Sumitomo 40.000 sekarang bisa up to 120.000,” ungkap Febri dalam konferensi pers, dikutip Rabu 4 Mei 2022.

Dia juga menegaskan bahwa dukungan pemerintah sangat baik. Meskipun masih banyak perizinan yang belum diperoleh namun Vale memastikan proyek tetap berjalan dan bisa turut mendukung rencana pemerintah dalam pengembangan kendaraan listrik.

Bersama dengan Huayou, Febri juga mengatakan proyek akan bisa berjalan lebih cepat dan lebih efisien. Pasalnya, Huayou sudah punya pengalaman dalam proyek serupa.

Proyek Pomalaa juga ditargetkan dapat menyelesaikan proses konstruksi dalam waktu tiga tahun dan dapat beroperasi secara bertahap.

“Akan ada beberapa lini yang dibuat, jadi kalau sudah jadi salah satu akan dipasang dulu, tapi progresnya cepat. Kemudian nanti ada mechanical completion sampai bisa operasi, mereka [Huayou] bilang satu tahun, tapi sebetulnya bisa lebih cepat. Kalau dilihat dari sisi target konstrukri dalam 3 tahun, yang sudah jalan, bisa dilanjutkan dan dipercepat,” jelas Febri.

Dalam kerja sama ini, Huayou akan membangun dan melaksanakan Proyek High Pressure Acid Leaching (HPAL) Pomalaa, dan Vale akan memiliki hak untuk mengakuisisi hingga 30 persen saham Proyek HPAL Pomalaa tersebut.

Pada proyek ini, Vale juga berkomitmen untuk meminimalkan jejak karbon proyek dengan tidak menggunakan pembangkit listrik tenaga batu bara.

Check Also

Laba Bersih Bank Jabar Anjlok 23 Persen Jadi Rp1,369 Triliun Di 2024

MarketNews.id-Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) atau Bank Jabar membukukan pertumbuhan kredit yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *