MarketNews.id Buat pemilik bank buku dua, belakangan ini boleh pasang harga lebih, bila ada yang berminat membeli bank mereka. Seperti diketahui, beberapa bank buku dua yang kesulitan memenuhi ketentuan permodalan memilki opsi untuk menarik investor baru atau menjual mayoritas sahamnya kepada pemilik baru.
PT Bank Maspion Tbk (BMAS) telah selesaikan proses transaksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) III dengan pembeli grup perbankan asal negeri gajah putih. Grup perbankan asal Thailand Kasikorn, resmi menguasai 84,55 persen saham di PT Bank Maspion Tbk (BMAS).
Kepemilikan tersebut melalui beberapa entitas, antara lain Kasikorn Vision Financial Company Pte. Ltd (KVF) sebesar 81,10 persen, Kasikornbank Public Company Limited (KBank) sebesar 2,45 persen dan PT Kasikorn Vision Financial Indonesia (KVFI) sebesar satu persen.
RHB Sekuritas Indonesia (RHB) yang bertindak sebagai arranger dari transaksi tersebut, mengungkapkan bahwa PMHMETD III Bank Maspion ini secara total meraup dana hingga Rp 3,5 triliun dengan penerbitan saham baru sebanyak 9,48 miliar lembar saham atau sebesar 52,38 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah terlaksananya PMHMETD III.
“Adapun penggunaan dana hasil PMHMETD III setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan oleh perseroan untuk meningkatkan penyaluran jumlah kredit atau pinjaman serta kapabilitas perseroan,” demikian pernyataan RHB Sekuritas dalam keterangan pers, Sabtu 2 Desember 2023.
Dalam PMHMETD III ini, KVF telah melaksanakan seluruh HMETD yang diterima sesuai dengan porsi kepemilikannya dan juga melaksanakan sebagian HMETD dari hasil pengalihan oleh KBank dengan total HMETD seluruhnya sebesar 6,23 miliar lembar atau sebesar Rp2,3 triliun.
KVF juga bertindak sebagai pembeli siaga dalam hal terdapat sisa HMETD yang tidak dilaksanakan. Sementara itu sebagian HMETD milik KBank juga dialihkan kepada KVFI.
Selaku arranger atas transaksi ini, RHB mengungkap tujuan PMHMETD III ini adalah untuk penguatan modal perseroan yang akan mendukung pengembangan usaha melalui penyaluran kredit, pengembangan jaringan kantor, investasi TI dan pengembangan SDM.
RHB juga melihat langkah ini sebagai salah satu titik positif yang menunjukkan bahwa perbankan di Indonesia masih menjadi sektor yang sangat cerah dan menjanjikan, didukung oleh potensi pertumbuhan ekonomi dan populasi yang besar serta regulasi yang semakin kondusif, sehingga memberikan peluang investasi yang menarik bagi investor.