MarketNews.id Hingga akhir kuartal III 2023, Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) alami defisit sebesar Rp 12,05 triliun atau naik 39 persen dibanding defisit per akhir Desember 2022. Semakin besarnya defisit yang di alami oleh bank yang dikendalikan manajemen asal Korea ini, diantaranya lantaran menurunnya pendapatan operasional hingga 15,82 persen. Selain itu, jumlah pendapatan bunga dan syariah juga alami penurunan hingga 36,35 persen.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) menderita rugi bersih Rp3,38 triliun atau membengkak 28,52 persen (y-o-y), sehingga defisit hingga akhir kuartal III-2023 menjadi Rp12,05 triliun atau melonjak 39 persen dibanding per 31 Desember 2022.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip di Jakarta, Kamis 2 Nopember 2023, pendapatan bunga dan syariah yang dibukukan BBKP untuk periode Januari-September 2023 sebesar Rp3,6 triliun atau melonjak 19,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni Rp3,01 triliun.
Sayangnya, beban bunga dan syariah selama sembilan bulan pertama 2023 melambung 42,72 persen (y-o-y) menjadi Rp3,04 triliun. Sehingga, jumlah pendapatan bunga dan syariah (neto) pada kuartal III-2023 menjadi Rp561,72 miliar atau anjlok 36,35 persen (y-o-y).
Untuk periode Januari-September 2023, BBKP mencatatkan total pendapatan operasional lainnya Rp339,02 miliar atau merosot 15,82 persen (y-o-y). Sementara itu, total beban operasional lainnya selama sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp1,52 triliun atau meyusut 10,06 persen (y-o-y).
Pada periode yang berakhir 30 September 2023, BBKP mencatatkan beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan (neto) sebesar Rp3,81 triliun atau melesat 36,56 persen (y-o-y). Sehingga, pada kuartal III-2023 perseroan mencatatkan rugi operasional Rp4,32 triliun atau membengkak 30,51 persen dibanding rugi operasional pada kuartal III-2022 senilai Rp3,31 triliun.
Sementara itu, rugi sebelum pajak penghasilan yang dicatatkan BBKP per kuartal III-2023 menjadi Rp4,32 triliun atau melambung 28,57 persen (y-o-y). Dengan adanya manfaat pajak di kuartal III-2023 sebesar Rp943,23 miliar, maka rugi tahun berjalan BBKP menjadi Rp3,38 triliun atau masih lebih tinggi 28,52 persen (y-o-y).
Sedangkan, besaran rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di kuartal III-2023 sebesar Rp3,38 triliun atau melonjak 28,52 persen dibanding tahun lalu yang menderita rugi bersih Rp2,63 triliun.
Akibat adanya lonjakan rugi bersih tersebut, maka akumulasi rugi atau defisit BBKP per 30 September 2023 menjadi Rp12,05 triliun atau melambung 39 persen dibanding per 31 Desember 2022, yang mencatatkan defisit Rp8,67 triliun.
Sehingga, jumlah ekuitas BBKP hingga akhir kuartal III-2023 menjadi Rp16,77 triliun atau masih lebih tinggi dibanding posisi per akhir Desember 2022 senilai Rp11,22 triliun.
Sedangkan, total liabilitas per 30 September 2023 sebesar Rp67,12 triliun atau menurun 14,8 persen dibanding per 31 Desember 2022.
Dengan demikian, total aset BBKP per 30 September 2023 menjadi Rp83,89 triliun atau merosot 6,79 persen dibanding per 31 Desember 2022.
Hingga akhir kuartal III-2023, total penyaluran kredit dan pembiayaan (neto) sebesar Rp45,44 triliun atau menurun 7,19 persen dibanding posisi per akhir Desember 2022 sebesar Rp48,96 triliun.
Kondisi yang dialami oleh BBKP, berbanding terbalik dengan perbankan lainnya yang mencatat kinerja positif di kuartal III 2023. Meningkatnya tingkat bunga baru baru dikhawatirkan akan menahan lajunya perbankan. Mampukah BBKP memperbaiki kinerjanya di kuartal terakhir tahun ini?