Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) Proyeksikan Pendapatan Tumbuh 18,6 Persen Di 2023

PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) Proyeksikan Pendapatan Tumbuh 18,6 Persen Di 2023

MarketNews.id Perekonomian global yang belum stabil dan memasuki tahun politik di dalam negeri, tidak membuat surut PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) dalam berproduksi. Dan perseroanpun optimistik kinerja perseroan akan tetap solid dan konsisten positif selama segmentasi pasar terbesar masih didominasi sektor pertambangan, reseller (RMDPL) serta perusahaan fabrikasi dan Machinery terus berjalan.

PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), memproyeksikan perolehan pendapatan usaha sepanjang tahun ini bisa menembus Rp123 miliar atau bertumbuh 18,68 persen dibanding 2022 sebesar Rp103,64 miliar.

Menurut Direktur Utama SBMA, Rini Dwiyanti, dalam siaran pers yang dilansir di Balikpapan, Selasa 17 Oktober 2023, hingga akhir kuartal III-2023 pertumbuhan kinerja keuangan tetap on track sesuai proyeksi yang ditetapkan awal tahun.
Segmentasi pasar terbesar masih didominasi sektor pertambangan untuk Balikpapan, lalu reseller ( RDMP ) dan perusahaan fabrikasi & machinery.

“Dengan begitu, Surya Biru Murni Acetylene optimistis bisa menutup tahun 2023 dengan pendapatan senilai Rp123 miliar,” ungkap Rini.

Apabila mengacu pada pencapaian SBMA di tahun-tahun sebelumnya, Tahun Buku 2022 perseroan membukukan pendapatan Rp103,64 miliar, sedangkan sepanjang 2021 senilai Rp88,26 miliar. “Secara kinerja, SBMA memang terus mengalami pertumbuhan sejak mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dan memanfaatkan dana IPO untuk pengembangan bisnis yang berkelanjutan,” tutur Rini.

Di tengah ketidakstabilan global dan kondisi domestik yang memasuki tahun politik, kata Rini, lebih dari 60 persen bisnis SBMA berbasis daya kontrol customer dan tidak ada satu pun yang menjadi mayoritas, sehingga lebih berdaya tahan terhadap efek gejolak domestik maupun eksternal.

Dia menambahkan, perseroan secara konsisten menjaga ketersediaan stok bahan baku, menjaga iklim internal perusahaan agar tetap kondusif dan mengedepankan layanan terbaik kepada pelanggan. “Itulah strategi SBMA dalam menghadapi tahun politik, sehingga tidak terpengaruh oleh hiruk-pikuk suasana politik,” imbuhnya.

Rini menyampaikan, basis pelanggan SBMA mayoritas merupakan produk komoditas dan sebagian besar adalah barang ekspor. Perseroan menerima banyak permintaan liquid di antaranya dari proyek Kawasan Industri Kalimantan yang merupakan proyek pemerintah. SBMA mencatatkan peningkatan permintaan pada sektor manufaktur liquid sebesar 10 persen dan setiap bulan diproyeksikan terus meningkat.

“Selama industri minyak bumi, petrokimia, serta produk berbasis kebutuhan dasar masyarakat seperti pupuk, batu bara, nikel perkapalan dan industri sawit tidak mengalami kontraksi signifikan, maka SBMA akan selalu optimistis dalam menjalani bisnis dan diyakini akan terus berkembang,” tutur Rini.

Check Also

Bank BCA Akhirnya Siapkan Dana Rp1 Triliun Buat Buyback Sahamnya Dari Pasar

MarketNews.id- Bank Central Asia (BBCA), alokasikan kas sebesar Rp1 triliun guna mewujudkan terciptanya kegiatan pasar …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *