Marketnews.id Pendemi COVID-19 diharapkan segera berakhir dan masyarakat dapat beraktifitas kembali seperti sediakala dengan protokol kesehatan baru. Dunia usaha secara bertahap sudah mulai pulih, termasuk upaya pemerintah memberikan stimulus agar dunia usaha dapat bangkit kembali.
Lippo Group termasuk kelompok usaha besar yang mengklaim telah mampu keluar dari perangkap pendemi dengan menunjukan seluruh anak usaha nya telah berhasil meraih kinerja positif sepanjang tahun 2021 lalu.
Lippo Group mengklaim semua anak usaha meraih kinerja positif sepanjang 2021, lewat serangkaian aksi korporasi.
Sepanjang tahun 2021 entitas Group Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melakukan buyback saham hampir 9 persen dengan nilai mencapai Rp600 miliar.
Lippo Group juga melakukan restrukturisasi kepemilikan di PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) pemilik jaringan gerai Hypermart. Hal itu dilakukan setelah kedatangan Consilium Frontier Equity Fund LP dari Amerika Serikat yang memborong saham MPPA, sehingga kepemilikan Consilum sekitar 7,35 persen.
Memasuki April, Grup Lippo juga melepas saham PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI). Gantinya, Hanwha Life asal Korea Selatan menjadi strategic partner baru. Keduanya telah meneken perjanjian jual beli saham bersyarat,” ungkap Direktur Eksekutif Lippo Group, John Riady dalam keterangannya, Senin 25 April 2022.
Bahkan sebelumnya, Lippo Group juga melepas saham PT Link Net Tbk (LINK) kepada PT XL Axiata Tbk. dan Axiata Group senilai Rp8,72 triliiun.
Aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi konsolidasi dan transformasi yang dilakukan perseroan, dana segar yang diraih, diguna buat investasi masa depan lainnya.
Sebaliknya, Lippo Group melakukan penambahan kepemilikan di PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). Perusahaan menambah kepemilikan melalui pembelian 330 juta lembar saham, sehingga kepemilikan bertambah dari 55,4 persen menjadi 57,9 persen.
Dan tentunya, sepanjang tahun 2021, Lippo melalui PT Multipolar dan Venturra Capital terus melanjutkan strategi investasi digital dan melakukan investasi di lebih dari 12 perusahaan start-up di Indonesia dan Asia Tenggara, khususnya Vietnam.
Menurut John Riady, sejauh ini menjalankan dua strategi fundamental, dari sisi operasional dan portofolio. Sehingga mampu melewati masa pandemi, dan secara kinerja Lippo Group justru semakin kuat dan baik.
“Hampir semua kinerja emiten kita sudah baik, perusahaan yang paling terimbas pandemi saja seperti Matahari Department Store, masih bagus sangat baik. Dan kita juga bagi dividen,” pungkasnya.
Dia menambahkan dari sekian rencana capital structure telah melancarkan jalan bagi entitas mendapatkan dana untuk ekspansi dan Lippo juga terus membuka peluang kolaborasi dan kerja sama untuk penguatan entitas.
Penambahan modal Lippo Group terhadap SILO pun bisa dinilai sebagai bagian strategi portofolio yang sangat matang. Saat ini, sudah banyak konglomerasi yang mengikuti jejak Lippo Group melakukan penetrasi di sektor layanan kesehatan.
Terlebih lagi, kinerja SILO telah membuktikan bahwa sektor layanan kesehatan menjadi faktor kunci perekonomian ke depan.
“Sektor kesehatan bersama sektor properti akan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi ke depan, menjadi lebih penting dibandingkan masa sebelum pandemi. Tentunya selain sektor digital,” jelas John.