Marketnews.id Meskipun ekonomi global dibayangi oleh konflik Rusia-Ukraina dan normalisasi kebijakan negara maju dalam kebijakan suku bunga bank sentral Amerika. Tapi Bank Indonesia tetap optimistik Indonesia tidak terpengaruh terlalu dalam lantaran naiknya harga komoditas Indonesia di pasar ekspor jadi penyeimbang dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang stabil sesuai target Pemerintah sekitar 4,7 -5,5 persen di tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, pemulihan ekonomi global termasuk di Indonesia dibayangi oleh normalisasi kebijakan negara maju yang mulai terindikasi dari kenaikan suku bunga pada bank sentral Amerika. Selain itu juga adanya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina.
Dua hal tersebut sangat berpengaruh pada laju pertumbuhan ekonomi global termasuk Indonesia. Meski begitu BI meyakini bahwa ekonomi Indonesia akan lebih baik dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sebesar 4,7-5,5 persen pada tahun 2022.
“Asumsi ini didukung peningkatan ekspor dan konsumsi rumah tangga. Animo positif juga datang dari investasi serta stimulus dari pemerintah dan BI,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam keterangannya, Selasa 22 Maret 2022.
Senada dengan hal tersebut, Deputi Gubernur BI, Dody B. Waluyo menyampaikan ada empat solusi yang dapat meredam scarring effect akibat pandemi.
Pertama mengatasi masalah realokasi tenaga kerja, kedua realokasi modal, ketiga meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan serta kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi.
“Kemudian langkah keempat memanfaatkan teknologi untuk memperluas literasi digital dan mengatasi hambatan investasi,” pungkas dia.