Home / Otoritas / Bank Indonesia / OJK : Pemulihan Ekonomi Nasional Terganjal Inflasi Global Dan Varian Omicron

OJK : Pemulihan Ekonomi Nasional Terganjal Inflasi Global Dan Varian Omicron

Marketnews.id Terus bertambahnya korban Covid-19 Omicron yang jumlahnya tembus 7. 010 kasus per 26 Januari 2022, sudah memberikan isyarat agar Pemerintah lebih ketat lagi menerapkan protokol kesehatan agar pendemi Covid-19 dapat ditahan dan tidak terus bertambah.

Selain perkembangan Omicron, Inflasi global yang terjadi juga jadi tantangan pelambatan pertumbuhan ekonomi yang telah dirancang Pemerintah. Seperti diketahui, untuk tahun ini Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai sekitar 5,2 persen atas dasar keadaan pada kuartal keempat 2021. Peningkatan korban Omicron dan Inflasi global akan jadi faktor penghadang laju pertumbuhan ekonomi.

Tren pemulihan ekonomi nasional yang sebelumnya diproyeksikan bakal berlanjut di 2022 akan dibayangi oleh sejumlah tantangan terkait peningkatan jumlah kasus Covid-19 dan laju inflasi global, serta agenda global mengenai perubahan iklim.


Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso di Jakarta, Kamis, 27 Januari 2022, stabilitas sistem keuangan di sepanjang 2021 dapat terjaga dengan baik, sejalan dengan perbaikan sejumlah indikator ekonomi.


Menurut Wimboh, penguatan sinergi dan harmonisasi kebijakan fiskal, moneter dan sektor jasa keuangan menjadi critical point untuk dapat mengakselerasi perekonomian nasional di 2022 dan melanjutkan keberhasilan pada tahun lalu.


“Namun demikian, kami menyadari bahwa pemulihan ekonomi nasional masih akan dihadapkan oleh berbagai tantangan ke depan, seperti penyebaran virus varian baru Omicron yang per hari kemarin telah menembus 7.010 kasus positif harian,” papar Wimboh.


Selain itu, lanjut dia, adanya percepatan normalisasi kebijakan stimulus Covid-19 di negara-negara maju dan adanya gap antara agregat supply and demand yang disebabkan oleh disrupsi rantai pasok global telah mendorong kenaikan inflasi di beberapa negara.

“Adanya agenda global terkait perubahan iklim juga patut kita waspadai bersama,” imbuhnya.


Wimboh menyatakan, stabilitas sistem keuangan di 2021 yang bisa terjaga dengan baik tercermin dari kinerja pasar modal telah pulih kembali seperti pada level pra-pandemi. “Per 26 Januari 2022, IHSG telah mencapai 6.600 atau meningkat 0,29 persen (year-to-date),” kata Wimboh.


Dia mengatakan, pada akhir 2021, performa bursa saham Indonesia telah mendapatkan apresiasi dari seluruh pemangku kepentingan, karena pencapaian IHSG merupakan peringkat ke-3 terbaik di kawasan Asia.


“Sedangkan, nilai kapitalisasi pasar di akhir 2021 yang mencapai Rp8.252 triliun merupakan yang terbaik kedua di lingkup Asean, setelah bursa saham Thailand. Investor di pasar modal juga melonjak cukup signifikan menjadi 7,5 juta di akhir 2021 atau naik 93 persen dari tahun 2020, lebih dari 80 persen adalah investor milenial,” tutur Wimboh.


Wimboh menambahkan, penghimpunan dana di pasar modal per akhir 2021 mencapai Rp363,3 triliun atau mengalami kenaikan dibanding capaian di 2020. “Pertumbuhan penghimpunan dana di bursa saham domestik ini menjadi yang terbaik di kawasan Asia Pasifik. Rata-rata pertumbuhan penghimpunan dana di kawasan tersebut hanya 171 persen,” ucapnya.


Kinerja positif sektor jasa keuangan di sepanjang 2021 juga terlihat dari kinerja industri perbankan, yakni penyaluran kredit bertumbuh 5,24 persen (year-on-year), setelah di 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,41 persen (y-o-y).


Menurut Wimboh, risiko kredit di 2021 juga terkendali, tercermin dari rasio kredit macet (NPL) gross di level 3 persen atau menurun tipis dari setahun sebelumnya yang sebesar 3,06 persen.


Per akhir Desember 2021, kredit restrukturisasi Covid-19 menurun menjadi Rp663,49 triliun terhadap empat juta debitur. “Dari jumlah tersebut telah dibentuk pencadangan sebesar 16 persen atau Rp106,2 triliun,” kata Wimboh.


Sementara itu, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan per akhir Desember 2021 berada di atas threshold minimum, yaitu sebesar 25,67 persen, dengan likuiditas yang didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 12,21 dibanding setahun sebelumnya.

Check Also

Bank Emas Indonesia Segera Diresmikan Oleh Presiden Prabowo Subianto

MarketNews.id- Presiden RI Prabowo Subianto akan meresmikan bank emas pada 26 Febuari 2025. Langkah ini …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *