Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PT Indonesia Transport& Infrastruktur Tbk Akuisisi Saham PT Bhakti Coal Resources (BCR) Sebesar USD140 Juta

PT Indonesia Transport& Infrastruktur Tbk Akuisisi Saham PT Bhakti Coal Resources (BCR) Sebesar USD140 Juta

Marketnews.id Melambungnya harga batubara dalam setahun terakhir ini, membuat bisnis ini semakin menjadi ladang keuntungan. PT Indonesia Transport & Infrastructure berencana mengakuisisi 99,3 persen saham PT Bhakti Coal Resources senilai USD 140 juta. Seluruh proses akuisisi ini harus selesai pada semester pertama tahun 2022.

PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk. (IATA) telah menandatangani Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) dengan PT MNC Investama Tbk. (BHIT) untuk mengakuisisi 99,33 persen saham PT Bhakti Coal Resources (BCR).

Adapun, BCR memiliki dua anak usaha yang sudah berproduksi, yakni PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC). Berdasarkan penilaian KJPP Kusnanto & Rekan valuasi gabungan dua anak usaha ini sebesar US$181,9 juta. 

Head of Investor Relations Indonesia Transport and Infrastructure Natassha Yunita mengungkapkan, IATA dan BHIT setuju bahwa 99,33 persen harga transaksi pembelian BCR sebesar US$140 juta atau setara Rp2 triliun (kurs Rp14.300), 23 persen lebih rendah dari valuasi BSPC dan PMC. Akuisisi ini juga termasuk tujuh IUP lainnya.


Pada akhir 2021, pendapatan BCR diproyeksikan mencapai US$74,8 juta dengan EBITDA US$33 juta. BCR akan meningkatkan produksinya menjadi 8 juta MT pada tahun 2022 dan 12 juta MT pada 2023.

BCR juga memiliki infrastruktur pendukung seperti dermaga, dan jalan angkut sepanjang 12 km. BCR akan membangun dermaga baru dan jalan angkut untuk meningkatkan kapasitas produksinya.

Perlu diperhatikan mengingat jarak tempuh pendek 12–17 km jarak dari lubang penambangan ke dermaga dan pengupasan tanah yang rendah rasio, biaya produksi BSPC dan PMC cukup rendah, sehingga memberikan margin yang besar.


“Karena akuisisi dianggap material transaksi, IATA harus memenuhi semua persyaratan diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan [OJK], Bursa Efek Indonesia [BEI], dan terkait lainnya regulasi, terutama untuk transfer penerbangan IATA izin usaha kepada anak perusahaan baru,” jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu, 1 Desember 2021.

IATA akan membiayai akuisisi tersebut melalui rights issue dan seluruh proses transaksi harus diselesaikan pada semester I/2022.

Untuk mendapatkan momentum dari kenaikan harga batu bara, eksplorasi penambangan lebih lanjut akan dilakukan secara berurutan untuk menemukan lebih banyak sumber daya dan cadangan batubara. Eksplorasi khususnya di PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE), yang dipercaya memiliki cadangan batu bara melimpah.

Sebagai informasi, Bhakti Coal Resources merupakan induk perusahaan dari sembilan perusahaan batubara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang berlokasi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

IUP di bawah BCR meliputi PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC), yang sudah dalam tahap produksi, dengan perkiraan produksi 2,5 juta metrik ton tahun ini. Sedangkan PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE) akan mulai memproduksi batu bara pada 2022.

Lima IUP lainnya, PT Energi Inti Bara Pratama (EIBP), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Primaraya Energi (PE), dan PT Putra Mandiri Coal (PUMCO) akan beroperasi dalam satu atau dua tahun.

Total luas areal pertambangan yang diberikan kepada kesembilan IUP tersebut adalah sekitar 74.004 Ha.

Perkiraan total sumber daya BSPC dan PMC adalah 130,7 juta MT dan 76,9 juta MT dengan perkiraan total cadangan masing-masing sebesar 83,3 juta MT dan 54,8 juta MT.

Kisaran GAR BSPC dan PMC adalah 2.800 – 3.600 kkal/kg. Berdasarkan data internal BCR, tujuh IUP lainnya memperkirakan total sumber daya lebih dari 1,4 miliar MT.

Check Also

OJK : Investor Asal Timur Tengah Di Pasar Modal Indonesia Sebesar Rp 65,73 Triliun Atau Dua Persen Dari Investasi Investor Asing

MarketNews.id Gejolak yang terjadi di Timur Tengah berkaitan dengan konflik Israel-Palestina, belum mengkhawatirkan larinya investor …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *