Marketnews.id Pemerintah lewat Otoritas Jasa Keuangan (OJK), telah menyiapkan aturan khusus buat perusahaan teknologi berstatus unicorn yang akan masuk bursa tanpa harus kehilangan visi misi para founder agar tetap terjaga dalam beberapa tahun ke depan dengan menyiapkan aturan Multiple Voting Share (MVS).
Meskipun aturannya sudah tersedia, hingga pertengahan Desember ini belum ada satupun unicorn yang mendaftar perusahaan nya untuk IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Padahal, banyak pihak berharap unicorn yang bakal masuk seperti Treveloka ataupun Go To segera tercatat di BEI.
Hingga 15 Desember 2021, belum ada satu pun unicorn baik itu GoTo atau Traveloka yang masuk pipeline atau rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menegaskan belum menerima dokumen permohonan pencatatan saham dari unicorn. Padahal, regulator yaitu OJK sudah menerbitkan aturan multiple voting share (MVS).
“Sampai saat saya bicara sekarang ini belum ada unicorn yang masuk pipeline,” katanya dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2022, Rabu, 15 Desember 2021.
Meski demikian, Nyoman menambahkan jika pihaknya sejauh ini sudah melakukan diskusi dengan para manajemen perusahaan teknologi berstatus unicorn. Dia optimistis para unicorn akan memasukkan dokumen dan mempersiapkan pencatatan saham.
Menurutnya, aturan MVS telah mengakomodir kebutuhan perusahaan teknologi supaya visi dan misi para founder tetap terjaga dalam beberapa tahun ke depan. Maka itu, dia beranggapan supaya unicorn dapat tercatat di pasar modal Indonesia tanpa harus takut kepemilikan atau rencana jangka panjang terganggu.
“Kami akomodasi perusahaan kecil dan juga unicorn atau centaur yang ingin masuk pasar modal. Semua perusahan, semua sektor dan ukuran asal prospektif dan bisa memberikan keyakinan . Tidak hanya perusahaan besar tetapi juga startup,” katanya.
Selain itu, Bursa juga sedang menyiapkan papan pencatatan new economy. Nyoman menambahkan BEI dan OJK sudah menyiapkan infrastruktur bagi perusahaan terkait sehingga bisa menopang pertumbuhan emiten, tambahnya.