Marketnews.id Guna memenuhi ketentuan modal inti buat bank buku II sebesar Rp 3 Triliun di 2022, manajemen Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) optimistik dapat memenuhi ketentuan permodalan dengan melakukan penawaran saham terbatas atau rights issue sebanyak 20 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) mengaku, pada tahun depan perseroan akan memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun lewat penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM-HMETD) alias rights issue sebanyak-banyaknya 20 miliar saham.
Berdasarkan siaran pers AMAR yang dipublikasi di Jakarta, Jumat, 31 Desember 2021, para pemegang saham melalui RUPS -LB telah menyetujui rencana rights issue dengan menerbitkan Saham Baru sebanyak-banyaknya 20 miliar lembar bernilai nominal Rp100 per saham.
Menurut manajemen AMAR, pelaksanaan RUPS -LB yang digelar pada 12 November 2021 bertujuan untuk mematuhi Peraturan OJK ( POJK ) No. 12/2020 yang mewajibkan Bank BUKU II untuk menambah modal inti minimum Rp2 triliun pada Desember 2021 dan Rp3 triliun pada Desember 2022.
Manajemen AMAR mengaku, sejauh ini pelaksanaan rights issue sudah memasuki periode first registration dan keseluruhan aksi korporasi ini ditargetkan rampung pada Februari 2022. “Adapun, Amar Bank tetap optimistis untuk bisa memenuhi persyaratan modal inti minimum sebesar Rp3 triliun di 2022”.
Seiring dengan upaya pemenuhan peraturan permodalan tersebut, manajemen Amar Bank mengaku bahwa perseroan telah melalui periode sembilan di 2021 dengan capaian yang cukup baik.
“Akselerasi program vaksinasi Covid-19 di 2021 juga turut berdampak pada pemulihan aktivitas bisnis, sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat yang memberikan perbaikan siklus ekonomi domestik”.
Dari sisi pinjaman, hingga periode yang berakhir 30 September 2021, AMAR mencatatkan total pinjaman sebesar Rp2,08 triliun atau bertumbuh sebesar 28,7 persen (year-to-date).
Sehingga, portofolio pinjaman AMAR mencapai lebih dari 64 persen untuk pinjaman produktif dan mayoritas kontribusi berasal dari platform digital Tunaiku yang sebesar Rp1,7 triliun atau meningkat 35,4 persen (y-t-d).
Sementara itu dari sisi pendanaan, selama sembilan bulan pertama 2021, AMAR mencatatkan besaran Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp2,1 triliun atau menurun 6,9 persen (y-t-d). “Namun dengan kondisi pendanaan yang menurun, Amar Bank tetap mencatatkan CASA sebesar Rp106 miliar atau meningkat 31,8 persen (y-t-d)”.
Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) AMAR per September 2021 tercatat sebesar 97,1 persen, dengan total aset per 30 September 2021 sebesar Rp3,9 triliun.
Pada Kuartal-III 2021, AMAR mencatatkan pendapatan bunga sebesar Rp185,3 miliar atau meningkat 25,7 persen (quarter-on-quarter) dan beban bunga sebesar Rp50 miliar atau menurun 17 persen (q-o-q). Sehingga, Amar Bank mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp135,2 miliar atau bertumbuh 55,2 persen (q-o-q).
Selama sembilan bulan pertama 2021, AMAR mencatatkan laba bersih sebesar Rp565 juta atau lebih rendah dari periode yang sama setahun sebelumnya (dikomparasi dengan NPL di 2020). “Hal tersebut disebabkan oleh pembebanan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai ( CKPN ) yang meningkat”.
Maka, kondisi tersebut berdampak pada penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) per September 2021 menjadi 2,93 persen, dibandingkan NPL Desember 2020 sebesar 4,8 persen. Rasio likuiditas AMAR per September 2021 tetap solid, tercatat LCR sebesar 1,979 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 31,2 persen.