Marketnews.id Adanya kebijakan PPKM diawal triwulan kedua tahun ini, jadi salah satu penyebab laju pertumbuhan ekonomi tertahan.
Seperti diketahui, Pemerintah melakukan pengetatan mobilitas masyarakat guna menekan laju penambahan infeksi virus Covid-19. Dampak dari kebijakan PPKM, laju pertumbuhan ekonomi tertahan di posisi 3,24 persen. Dengan sisa tiga bulan ke depan, mampukah laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melebihi 5 persen.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2021 tumbuh positif sebesar 1,55 persen jika dibanding triwulan sebelumnya (Q to Q).
Sementara itu jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020 ( year on year / YoY) tumbuh sebesar 3,51 persen.
Namun angka pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2021 mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan triwulan II 2021 yang mencapai 7,07 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kumulatif sejak triwulan I hingga triwulan III 2021sebesar 3,24 persen.
“Tren dari 2018 – 2021 ini belum mencapai level di tahun-tahun sebelumnya (di triwulan III) karena tadi ada peristiwa PPKM yang menghambat mobilitas dan akhirnya mengganggu aktivitas ekonomi secara keseluruhan,” ujar Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Jumat, 5 Nopember 2021.
Jika dilihat berdasarkan atas dasar harga berlaku ( ADHB ), produk domestik bruto (PDB) pada triwulan III 2021 sebesar Rp4.325,4 triliun. Sedangkan apabila dilihat atas dasar harga konstan ( ADHK ), PDB pada periode itu mencapai Rp2.815,9 triliun.
Sedangkan menurut lapangan usaha, sumber utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2021, terutama dikontribusikan oleh sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan. Sektor – sektor industri tersebut memberikan kontribusi sebesar 66,42 persen terhadap PDB triwulan III 2021.
Sementara itu dari beberapa sektor unggulan pembentuk PDB pada periode itu sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor jasa kesehatan yang mengalami pertumbuhan sebesar 14,06 persen. Selanjutnya adalah sektor pertambangan yang tumbuh sebesar 7,78 persen dan sektor infokom sebesar 5,51 persen.
Sedangkan kontribusi terendah diberikan oleh sektor pertanian sebesar 1,31 persen, real estat sebesar 3,43 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 3,68 persen.
“Jadi kalau dilihat menurut kategori ada 11 yang masih tumbuh positif dan enam kategori yang mengalami kontraksi,” lanjutnya.
Apabila dilihat menurut kelompok pengeluaran pertumbuhan ekonomi periode triwulan III 2021 terutama dikontribusikan oleh ekspor neto yang menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,23 persen.
Kemudian PMTB (Pembentuk Modal Tetap Bruto) sebesar 1,18 persen dan konsumsi rumah tangga 0,55 persen.
Jika dilihat dari sisi pertumbuhan setiap kelompok pengeluaran, pertumbuhan tertinggi adalah impor sebesar 30,11 persen dan ekspor sebesar 29,16 persen.
Konsumsi rumah tangga tumbuh tipis 1,03 persen, konsumsi lembaga swasta sebesar 2,96 persen, konsumsi pemerintah sebesar 0,66 persen dan PMTB tumbuh 3,74 persen.
“Jadi perdagangan internasional ini mendominasi pertumbuhan ekonomi. Ini adalah pertumbuhan ekonomi kalau dilihat dari sisi pengeluaran menurut komponennya,” ungkap Margo.