Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Kapitalisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Mencapai USD519 Miliar Dengan Rata Rata Nilai Perdagangan Sebesar USD948 Juta

Kapitalisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Mencapai USD519 Miliar Dengan Rata Rata Nilai Perdagangan Sebesar USD948 Juta

Marketnews.is Pasar modal Indonesia masih memilki potensi untuk berkembang lebih besar lagi. Dengan 750 perusahaan yang tercatat memperdagangkan Sahamnya di BEI pasar modal Indonesia berpotensi menjadi bursa terbesar di Asean.

Kekuatan untuk menjadi bursa yang terbesar di Asean didukung oleh semakin bertambahnya jumlah investor ritel. Kekuatan investor ritel ini jadi salah satu pilar buat pasar modal Indonesia dapat mandiri dan tidak bergantung pada investor asing.


Bursa Efek Indonesia (BEI) masih memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Saat ini, sedikitnya 750 perusahaan telah terdaftar di Indonesia Stock Exchange (IDX) dengan kapitalisasi pasar mencapai USD519 miliar dan rata-rata nilai perdagangan mencapai USD948 juta.


“Perkembangan ini juga didukung oleh basis investor ritel yang terus mengalami peningkatan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Sabtu, 6 Nopember 2021.


Kepemilikan saham investor ritel pada bulan September 2021 telah mencapai 14% dari total investor, meningkat dibandingkan tahun 2015 yang hanya sebesar 6,5%. Di saat yang sama, nilai perdagangan yang dihasilkan investor ritel menunjukkan potensi yang cukup besar di mana porsinya telah mencapai 63,5% pada September 2021.


“Investor domestik memiliki dominansi pada pasar modal Indonesia, salah satunya tercermin dari porsi kepemilikan di pasar saham yang mencapai 53,42%. Sementara pada pasar obligasi Pemerintah maupun korporasi, investor domestik memiliki porsi masing-masing sebesar 78,44% dan 94,05%,” ujar Airlangga.


Demografi investor ritel menunjukkan bahwa investor Generasi Z yang berusia 18-25 tahun mendominasi dengan porsi sebesar 38% dari total investor ritel. Oleh karena itu, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada Generasi Muda, khususnya Generasi Z, akan mendorong aktivitas kewirausahaan sehingga dapat mempercepat penciptaan lapangan kerja.


Munculnya usaha baru berbentuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM ) ataupun startups akan menimbulkan potensi Initial Public Offering (IPO) di BEI.

Kedua jenis usaha ini dapat masuk ke papan akselerasi dan secara bertahap dapat melakukan penawaran umum (IPO) di papan utama. Tentunya dorongan untuk melakukan IPO ini nantinya akan mendorong pengembangan pasar modal secara keseluruhan.


Dari sisi SDM, Pemerintah akan mendorong peningkatan sosialisasi dan edukasi terkait pasar modal di usia muda melalui kerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia.

Sosialisasi dan edukasi ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada generasi muda dan mendorong peningkatan partisipasinya di pasar modal Indonesia.


Selain itu, Pemerintah juga akan mendorong pengembangan talenta digital. Program basic skill hingga advanced digital skill akan membantu mencetak talenta digital yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Talenta digital akan membantu meningkatkan produktivitas perusahaan di seluruh sektor usaha. Di saat yang bersamaan, pemanfaatan talenta digital juga akan berperan sebagai akselerator bagi wirausaha.


Khusus bagi pelaku UMKM , Pemerintah akan mendorong program digitalisasi UMKM sebagai bagian dari pemberdayaan UMKM . Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas UMKM sekaligus mendorong kerja sama dengan para pelaku usaha di sektor keuangan digital.


Pemerintah berkomitmen untuk terus bekerjasama dengan seluruh stakeholder, termasuk civitas akademika, dalam mengembangkan ekosistem kewirausahaan.

Terkait hal tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan KUMKM.

Pengaturan ini juga menekankan peran penting lembaga inkubator dalam mendorong pengembangan dan pertumbuhan wirausaha.


“Saya berharap perguruan tinggi juga dapat mendorong agar bisa mencetak coworking space ataupun inkubator agar para mahasiswa dapat memulai bisnis startup-nya,” tutur Airlangga.


Seluruh upaya pengembangan SDM dan ekosistem kewirausahaan diharapkan dapat memberikan benefit dalam memperkuat pasar modal Indonesia. Koordinasi dan sinergi dengan seluruh stakeholder menjadi penting untuk mewujudkan hal ini, pungkas Airlangga.

Check Also

OJK : Investor Asal Timur Tengah Di Pasar Modal Indonesia Sebesar Rp 65,73 Triliun Atau Dua Persen Dari Investasi Investor Asing

MarketNews.id Gejolak yang terjadi di Timur Tengah berkaitan dengan konflik Israel-Palestina, belum mengkhawatirkan larinya investor …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *