Home / Korporasi / BUMN / Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Hingga Oktober 2021 Salurkan Kredit Infrastruktur Sebesar Rp13 Triliun

Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Hingga Oktober 2021 Salurkan Kredit Infrastruktur Sebesar Rp13 Triliun

Marketnews.id Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), berusaha mencari peluang yang masih terbuka lebar sebagai tempat penyaluran kredit. Seperti diketahui, pembiayaan di sektor infrastruktur merupakan peluang yang besar bagi industri perbankan.

BRIS memanfaatkan peluang ini dengan seksama. Seperti diketahui, Pemerintah membutuhkan dana besar buat proyek infrastruktur periode 2020-2024 sebesar Rp 6.445 triliun. Sementara kemampuan APBN hanya Rp2.385 triliun atau 37 persen dari kebutuhan. Peluang inilah yang diambil oleh BRIS, dimana hingga Oktober lalu telah menyalurkan kredit infrastruktur hingga Rp 13 triliun.

Hingga Oktober 2021, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) telah menyalurkan pembiayaan infrastruktur sebesar Rp13 triliun. Jumlah tersebut mencapai 8% dari total portofolio pembiayaan BSI.


Direktur Wholesale & Transaction Banking BSI, Kusman Yadi, mengatakan telah menyalurkan pembiayaan infrastruktur untuk pembangunan jalan tol sebesar Rp5,3 triliun. BRIS juga menyalurkan pembiayaan dalam proyek ketenagalistrikan yang digarap PT PLN, serta proyek – proyek bandara yang digarap PT Angkasa Pura I.


“Termasuk juga proyek – proyek pelabuhan milik Pelindo I sebelum merger,” kata Kusman dalam Webinar Economic Outlook 2022 BeritaSatu, Rabu, 24 Nopember 2021.


Kusman mengatakan, pembiayaan infrastruktur sebetulnya merupakan peluang yang besar bagi industri perbankan. Pasalnya dalam rencana proyek infrastruktur pemerintah 2020 – 2024, disebutkan bahwa kebutuhan pendanaan infrastruktur sebesar Rp6.445 triliun. Sementara kemampuan APBN menyediakan pembiayaan infrastruktur hanya sebesar Rp2.385 triliun atau 37% dari total kebutuhan.


“Artinya ada funding gap sebesar Rp4.060 triliun atau 63% dari total kebutuhan. Ini potensi besar bagi industri perbankan,” ujar Kusman.


Selain itu, pembiayaan infrastruktur telekomunikasi juga memiliki peluang yang bagus. Di tengah pandemi Covid-19, sektor ini justru mengalami peningkatan demand. “Ditambah adanya insentif dari pemerintah melalui skema KPBU sehingga meningkatkan kelayakan proyek infrastruktur,” jelas Kusman.


Walau demikian, pembiayaan infrastruktur diakui Kusman memiliki tantangan yang tidak ringan bagi industri perbankan. Adanya pandemi yang disertai kebijakan pembatasan mobilitas sosial mengakibatkan penurunan tingkat keterisian jalan tol, pelabuhan, dan bandara.


Kondisi ini juga meningkatkan ratio leverage bagi perusahaan jasa konstruksi. Ditambah lagi masalah pembebasan lahan yang masih menghambat penyelesaian pembangunan infrastruktur.

“Selain itu pembiayaan infrastruktur umumnya membutuhkan cost yang besar dan tenor yang panjang. Ini coba kami siasati melalui pembiayaan sindikasi perbankan,” tutur Kusman.


Hingga Juni 2021, total aset BRIS mencapai Rp247 triliun. BRIS menduduki peringkat ketujuh bank dengan total aset terbesar di Indonesia di bawah BRI, Mandiri, BCA, BNI, BTN, dan CIMB Niaga.

“Targetnya dalam waktu 5 tahun sejak merger kami bisa masuk 10 besar bank syariah global berdasarkan kapitalisasi pasar,” tutup Kusman.

Check Also

Korban Peretasan Saham Semakin Bertambah, Dan Mulai Buka Suara

MarketNews.id-Pelaku pasar modal mulai khawatir dengan keamanan aset ditempatkan pada instrumen investasi karena belakangan marak …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *