Marketnews.id Buat perusahaan yang telah menerbitkan surat utang, jelang masa pelunasan biasanya menggunakan jasa perusahaan peringkat untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi utang sekaligus untuk menerbitkan surat utang baru. PT Wijaya Karya Tbk, mendapat rating dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Obligasi Berkelanjutan I/2020 di level “idA” dan level “idA(sy)” untuk Sukuk Mudharabah I tahun 2020. Prospek untuk peringkat perusahaan adalah stabil.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan Obligasi Berkelanjutan I/2020 di “idA”. Pefindo juga menegaskan peringkat “idA(sy)” untuk Sukuk Mudharabah I tahun 2020.
“Prospek untuk peringkat perusahaan adalah “stabil”,” kata analis Pefindo, Aryo Perbongso, dalam keterangan tertulis, Selasa (15/6).
Obligor dengan peringkat idA memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya. Namun, Obligor agak lebih rentan terhadap pengaruh buruk perubahan keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan Obligor berperingkat lebih tinggi.
“Akhiran (sy) mengindikasikan peringkat memenuhi prinsip Syariah,” ujar Aryo.
Peringkat tersebut mencerminkan posisi pasar WIKA yang kuat di industry konstruksi nasional, sumber pendapatan yang terdiversifikasi, dan fleksibilitas keuangan yang kuat. Peringkat dibatasi oleh leverage keuangan perusahaan yang tinggi dalam jangka pendek hingga menengah, risiko ekspansi ke bisnis baru, dan lingkungan bisnis yang bergejolak.
Peringkat dapat dinaikkan jika WIKA secara signifikan memperkuat leverage keuangan dan debt service coverage secara berkelanjutan, serta menunjukkan arus kas yang stabil yang didukung oleh bisnis yang lebih terdiversifikasi.
“Peringkat dapat diturunkan jika perusahaan berhutang secara signifikan lebih tinggi dari yang diproyeksikan tanpa peningkatan EBITDA yang sesuai secara berkelanjutan,” tutup Aryo.
Didirikan pada tahun 1961, WIKA merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) terbesar di bidang konstruksi di Indonesia. Perusahaan ini mengembangkan bisnisnya ke bidang property, realti, investasi, energi, pracetak dan teknik konstruksi.
Sebagai BUMN , WIKA memiliki partisipasi yang tinggi dalam proyek-proyek strategis pemerintah, seperti proyek kereta cepat.
Hingga 31 Maret 2021, pemegang sahamnya adalah Pemerintah Indonesia (65,05%) dan publik (34,95%).