Marketnews.id State of Global Islamic Economy 2020/2021 menempatkan Indonesia di peringkat ke empat dalam indikator Ekonomi Islam Global tahun ini. Peringkat ini Naik satu tingkat dibanding tahun 2019/2020. Sedangkan pada 2018 Indonesia masih berada di peringkat 10.
Peningkatan peringkat ini menunjukkan kemajuan pesat dari perkembangan ekonomi syariah dan industri halal Indonesia. Potensi ini bisa jadi peluang pengusaha Indonesia dan bisa juga sebaliknya, Indonesia menjadi pasar dari luar potensial buat importir. Mampukah peluang besar ini dimanfaakan pengusaha muslim Indonesia.
Indonesia dipandang sebagai pasar yang sangat menjanjikan untuk produk – produk halal seperti makanan dan minuman (mamin) serta fesyen muslim. Sebab jumlah penduduk muslim Indonesia adalah yang terbesar di dunia dengan populasi 229 juta jiwa atau mencapai 87,2 persen dari total 276,3 juta jiwa. Jumlah ini adalah 12,7 persen dari total populasi muslim dunia.
Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Gati Wibawaningsih, mengatakan dari laporan The State of Global Islamic Economy 2020/ 2021, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dalam Indikator Ekonomi Islam Global 2020/2021. Hal ini naik satu peringkat dibanding tahun 2019/2020 sedangkan pada 2018/2019 berada di peringkat ke-10.
“Ini menunjukkan kemajuan pesat dari perkembangan ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia, meskipun dalam tekanan dampak pandemi Covid-19,” ungkap Gati dalam konferensi pers Indonesia Industrial Moslem Exhibition (ii-Motion) 2021 di Jakarta.
Ditambahkannya bahwa Indonesia juga menempati peringkat pertama sebagai negara pasar konsumen makanan halal dunia, dengan jumlah konsumsi sebesar USD144 miliar dari total konsumsi makanan halal global USD1,17 triliun. Selain itu, Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara pasar konsumen kosmetika halal. Jumlah konsumsinya senilai USD4 miliar dari total konsumsi farmasi global sebesar USD66 miliar.
Indonesia juga berada di peringkat kelima sebagai negara pasar konsumen fesyen muslim dunia dengan jumlah konsumsi USD16 miliar dari total konsumsi busana muslim global sebesar USD277 miliar. Sementara itu di tingkat global, pada tahun 2024 mendatang konsumsi produk mamin halal akan mencapai USD1,38 triliun di seluruh dunia. Kemudian belanja produk muslim diperkirakan akan menembus angka USD311 miliar di tahun itu.
Dengan melihat potensi pasar yang begitu besar baik di domestik maupun luar negeri, pelaku industri khususnya sektor mamin dan fesyen muslim perlu memanfaatkan peluang tersebut untuk mengambangkan pasarnya. Terlebih produk-produk mamin dan fesyen muslim nasional juga sudah diakui di dunia internasional. Gati optimistis, Indonesia bisa menjadi hub produsen produk halal global.
“Sesuai arahan dari Bapak Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin pada Oktober 2020 lalu, Indonesia ditargetkan menjadi produsen halal terbesar di dunia pada tahun 2024,” tandasnya.
Terkait dengan acara ii-Motion, Gati menjelaskan acara tersebut merupakan pameran bergengsi untuk menampilkan produk-produk halal nasional seperti mamin, fesyen, kosmetika dan lainnya. Acara ini akan diselenggarakan secara virtual pada 3-5 Juni 2021 memendatang.