Marketnews.id Pemerintah terus berupaya memberikan stimulus buat dunia usaha, agar bisnis mereka kembali berjalan normal. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah telah menyasar sektor usaha yang paling terpapar pendemi Covid-19 untuk segera mendapat stimulus. Harapannya, sektor usaha tersebut dapat segera pulih kembali seperti sebelum pendemi.
Rencana pemerintah untuk membuat holding ultra mikro yakni penggabungan usaha antara Bank BRI, Pegadaian dan PNM diharapkan awal semester kedua tahun ini segera terbentuk. Holding ultra mikro ini diharapkan dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
Rencana pemerintah untuk membentuk perusahaan holding BUMN ultra mikro perlu dipercepat. Pasalnya dengan adanya holding itu akan dapat membantu pemulihan industri pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) dari dampak pandemi Covid-19.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Fadjar Hutomo mengatakan pelaku usaha sektor parekraf saat ini mulai bangkit dari lemahnya konsumsi dan mobilitas masyarakat akibat pandemi. Pembentukan holding yang akan menyasar penguatan pelaku usaha mikro ini diyakini akan membuat proses pemulihan tersebut akan lebih cepat.
“Kondisi usaha saat ini sudah mulai lumayan (membaik). Dengan holding tentu membuat kondisi dan operasional pelaku usaha lebih baik lagi,” ujar Fadjar dalam keterangannya, Senin (17/5).
Seperti diketahui, pemerintah berencana membentuk Holding BUMN ultra mikro yang melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Holding ini ditargetkan terbentuk pada semester II tahun ini.
Fadjar melanjutkan Kemenparekraf melihat ada potensi efisiensi beban penjaminan lebih baik dengan pembentukan holding BUMN ultra mikro. Pasalnya, BBRI, Pegadaian, dan PNM akan membuat sebuah integrasi yang lebih baik sehingga dapat menekan beban pinjaman kepada pelaku usaha. Menurutnya holding ultra mikro juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan proporsi kredit perbankan bagi UMKM menjadi 30 persen dan kenaikan pinjaman KUR tanpa jaminan hingga Rp100 juta.
“Kemudahan-kemudahan dan peningkatan kredit UMKM di atas dapat dimanfaatkan juga oleh usaha di sektor pariwisata. Melalui Direktorat Akses Pembiayaan yang kami akan lakukan adalah fasilitasi coaching clinic dengan Himbara untuk matchmaking dengan industri,” jelasnya.