Marketnews.id Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama empat hari pekan ini, masih meneruskan pelemahan yang terjadi pekan sebelumnya. Banyak faktor yang membuat semakin melemahnya perdagangan saham. Salah satunya, tidak sesuainya harapan investor terhadap saham perbankan BUMN. Serta belum pulihnya ekonomi diliat dari masih rendahnya penyaluran kredit bank BUMN.
Selama sepekan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 29 Maret-1 April 2021, rata-rata nilai transkasi harian kembali melanjutkan tren menurun dengan pelemahan sebesar 0,6 persen menjadi Rp10,63 triliun dari sepekan sebelumnya yang senilai Rp10,69 triliun per hari.
Berdasarkan data perdagangan BEI yang dikutip di Jakarta, Jumat (2/4), sepanjang pekan kemarin laju IHSG terkoreksi hingga sebesar 2,97 persen ke level 6.011, padahal di akhir pekan sebelumnya posisi indeks yang berada dalam tren menurun masih berada di level 6.195.
Sementara itu, selama sepekan ini nilai kapitalisasi pasar di BEI juga tercatat menurun hingga 2,85 persen menjadi Rp7.101,43 triliun dari pekan sebelumnya sebesar 7.309,9 triliun.
Bahkan, rata-rata frekuensi harian tercatat menurun signifikan sebesar 8,96 persen menjadi 1.003.634 kali transaksi, dibandingkan pekan sebelumnya sebanyak 1.102.435 kali transaksi.
Data perdagangan selama sepekan yang memiliki catatan negatif terbesar ada pada volume transaksi harian, yakni mengalami penurunan mencapai 12,51 persen menjadi 13,69 miliar saham dari 15,65 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Investor asing pun tercatat melakukan aksi jual bersih mencapai Rp1,17 triliun pada perdagangan Kamis (1/4), namun untuk sepanjang 2021 masih tercatat nilai beli bersih investor asing sebesar Rp10,69 triliun.
Sementara itu selama pekan ini BEI menerima dua perusahaan yang melakukan pencatatan perdana saham, yakni PT PT Sunter Lakeside Hotel Tbk (SNLK) yang memiliki nilia emisi senilai Rp22,5 miliar dan PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX) sebagai emiten ke-11 di 2021, dengan nilai emisi Rp83,33 miliar.
Selain itu, pada Senin (29/3) BEI menerima pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I-2021 yang diterbitkan oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dengan nilai emisi mencapai Rp1,5 triliun.
Dengan pencatatan obligasi MDKA tersebut, maka jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI untuk sepanjang 2021 sebanyak 19 emisi dari 16 emiten senilai Rp20,59 triliun.
Adapun total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 480 emisi, dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp433,21 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 130 emiten.
Sedangkan, Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 143 seri, dengan nilai nominal Rp4.155,6 triliun dan USD400 juta. Selain itu, jumlah Efek Beragun Aset (EBA) tercatat sebanyak sebelas emisi senilai Rp7,02 triliun.