Marketnews.id Meningkatnya kinerja ekspor perseroan ke Amerika dan Jepang sebesar 27 persen menjadi salah satu penyebab PT Panca Mitra Multiperdana Tbk, perusahaan pengolahan makanan beku berbasis udang mencatat kinerja moncer sepanjang tahun 2020 lalu. Penjualan bersih perseroan meningkat sebesar 19,5 persen, dimana penjualan ekspor salah satu kontributor terbesar. Bagaimanakah kinerja perseroan di tahun ini
Emiten pengolah makanan beku berbasis udang PT Panca Mitra Multiperdana Tbk. (PMMP) mencatat kinerja positif selama 2020, baik dari sisi top line maupun bottom line.
Berdasarkan laporan keuangan audit perseroan tahun 2020, PMMP mencatatkan penjualan bersih sebesar US$170,6 juta, meningkat sebesar 19,5 persen secara YoY dari sebelumnya sebesar US$142,7 juta.
Dari sisi bottomline, PMMP juga mampu mencetak laba bersih sebesar US$10,2 juta meningkat signifikan sebesar 78,3 persen dibandingkan dengan laba bersih perseroan tahun 2019 sebesar US$5,7 juta.
Kinerja cemerlang selama 2020 ini didukung oleh meningkatnya penjualan ekspor perseroan, terutama ke Amerika Serikat, yang meningkat sebesar 27 persen, menjadi US$38,3 juta dari US$108,8 juta.
Pertumbuhan penjualan ini juga berdampak pada meningkatnya laba kotor perseroan pada 2020 menjadi US$35,3 juta, meningkat sebesar 20 persen dari laba kotor 2019 sebesar US$29,4 juta.
Martinus Soesilo, Direktur Utama PMMP, mengatakan hal ini disebabkan oleh strategi penjualan perseroan untuk meningkatkan porsi penjualan varian value added yang memiliki profitabilitas lebih baik dibandingkan produk lainnya.
“Marjin laba kotor kami meningkat dari 20,6 persen menjadi 20,7 persen, sejalan dengan strategi kami untuk meningkatkan penjualan produk value added, mulai tahun 2020,” kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Bisnis, Sabtu (10/4/2021).
Di sisi lain, total liabilitas PMMP berhasil turun menjadi US$183 juta pada akhir 2020 dari posisi akhir 2019 sebesar US$191 juta yang disebabkan oleh menurunnnya utiisasi hutang bank jangka pendek perseroan dari US$157 juta menjadi US$149 juta dan hutang bank jangka panjang perseroan dari US$6,3 juta menjadi US$3,9 juta.
“Tahun lalu, kami mampu menurunkan hutang bank jangka pendek kami, yang disebabkan dengan meningkatnya penjualan, profitabilitas dan efisiensi operasional perseroan,” ujar Martinus.
Sementara itu, total aset perseroan pada 2020 naik menjadi US$248 juta dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar US$237 juta. Total ekuitas perseroan juga meningkat dari US$ 65 juta menjadi US$46 juta.
Martinus menuturkan di tengah pandemi Covid-19, perseroan mampu mencapai target kinerja selama 2020 dengan menerapkan strategi bisnis yang optimal dan didukung oleh kinerja operasional perseroan yang sangat baik.
Hal ini juga didukung oleh pasar perseroan yang mayoritas adalah ritel terutama di Amerika Serikat dan Jepang yang mendistribusikan produk yang diproduksi oleh Perseroan dan dijual secara online maupun offline.
“Pada pandemi ini, pola consumer behaviour cenderung memilih untuk berbelanja di supermarket dan retailer, lalu memasak sendiri produknya di rumah. Hal ini mendorong meningkatnya penjualan kami selama 2020, terutama pada pihak retailer baik di Amerika Serikat maupun Jepang,” pungkas Martinus.