Marketnews.id Perusahaan startup Indonesia ternyata jadi incaran pemilik modal dari mancanegara. Betapa tidak, dari USD8,2 miliar dana yang sudah dikucurkan oleh pemodal buat Asia Tenggara, ternyata 70 persen masuk ke perusahaan startup Indonesia. Fakta ini bisa jadi acuan bahwa pasar Indonesia masih sangat potensial dimata investor.
Kemampuan perusahaan rintisan teknologi ( startup ) di Asia Tenggara untuk menarik dana investasi pada 2020 lalu terlihat tak terlalu terpengaruh oleh pandemi. Startup Indonesia, berhasil mengumpulkan dana sebanyak tahun sebelumnya, mengungguli sebagian besar emerging market lainnya.
Data Cento Ventures menunjukkan, perusahaan teknologi baru di kawasan ini mengumpulkan USD8,2 miliar, turun 3,5% dari 2019. Hasil riset perusahaan modal ventura yang berbasis di Singapura itu mengungkapkan, capaian tersebut jauh lebih baik dibandingkan penurunan 31% di India dan 38% di Afrika,
Kawasan yang dihuni oleh sekitar 650 juta orang ini bergerak cepat secara online. Penduduk negara-negara seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam semakin gencar menggunakan aplikasi e-commerce, fintech , dan transportasi.
Laporan Cento menyebutkan, startup Indonesia merebut 70% dari modal yang diinvestasikan di Asia Tenggara. Startup Indonesia dan Singapura bersama-sama menyumbang 64% dari total jumlah kesepakatan.
Hampir separuh dari dana yang terkumpul masuk ke perusahaan-perusahaan unicorn seperti Gojek, Bukalapak, dan Traveloka, juga Grab Holdings Inc. Deal lebih dari USD100 juta mencapai 57% dari total investasi, sementara kesepakatan antara USD50 juta dan USD100 juta naik ke rekor USD1,1 miliar, meningkat 26% dari tahun lalu.
“Tahun 2020 menawarkan alasan kuat untuk menilai kembali bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mempertahankan fungsi vital masyarakat,” kata Dmitry Levit, partner di Cento, investor yang telah mendukung beberapa startup di tahap awal, termasuk 2C2P, iPrice Group dan Pomelo.
“Investasi ke dalam transformasi riteldigital, makanan, layanan keuangan, dan logistik melonjak, dan kita akan melihat lebih banyak industri bereaksi serupa pada 2021 dan 2022,” imbuhnya, seperti dikutip Reuters, Jumat (26/2).
Namun demikian, ungkap Cento, capaian Asia Tenggara masih tertinggal dari AS dan Uni Eropa. Di dua kawasan itu, perusahaan rintisan teknologinya mencatatkan rekor investasi pada tahun lalu, dan tumbuh masing-masing 13% dan 15% Cento. Sedangkan startup di China menarik dana 6% lebih banyak dari tahun sebelumnya.