Marketnews.id Buat perusahaan publik, bila ingin terus berkembang dan menguntungkan buat pemegang sahamnya, harus terus mengembangkan usaha. Salah satu cara agar perusahaan berkembang tentunya dengan memperbesar atau memperbanyak konsumen atau pelanggan. PT Transcoal Pacific Tbk, sebagai perusahaan jasa pengangkutan hasil tambang, mendapat pinjaman sebesar Rp113 miliar dari salah satu bank BUMN. Pinjaman dengan jangka waktu lima tahun ini akan digunakan oleh perseroan untuk membeli dua unit deck pusher barges dan dua unit pusher tug boat.
PT Transcoal PacificTbk (TCPI) baru-baru ini memperoleh fasilitas kredit sebesar Rp 113 miliar. Dana hasil pinjaman ini akan digunakan sebagai alat-alat pendukung operasional perseroan.
Direktur Transcoal Pacific Tbk Amril menjelaskan, pada tanggal 19 Maret 2021 lalu, perseroan telah menandatangani surat penawaran pemberian kredit yang diperoleh dari salah satu bank milik negara ( BUMN ). Jangka waktu fasilitas ini adalah 60 bulan terhitung sejak pencairan fasilitas kredit.
“Fasilitas kredit ini, merupakan kredit investasi untuk pembelian atau pembiayaan kapal yaitu dua unit deck pusher barges , lalu dua unit pusher tug boat . Adapun kapal-kapal tersebut juga akan ikut serta sebagai jaminan atas fasilitas ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (24/3/2021).
Dengan adanya fasilitas kredit ini, Amril melanjutkan, diharapkan dapat berdampak positif bagi kegiatan operasional perseroan, karena perusahaan mempunyai modal yang cukup untuk pembelian armada ataupun membiayai operasional.
Sebelumnya, pada akhir tahun 2019 lalu, Transcoal Pacific berhasil memperoleh perpanjangan kontrak pengangkutan batu bara senilai Rp 138,8 miliar untuk pertambangan yang berlokasi di Kalimantan Timur.
Direktur Utama Transcoal Pacific Tbk Richard mengatakan, dalam kontrak tersebut dijelaskan bahwa perseroan memperoleh perpanjangan Provision of Transshipment dengan periode kontrak selama 13 bulan yakni Desember 2021 mendatang.
“Kontrak ini diperoleh dari salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Kalimantan Timur. Perolehan kontrak ini berdampak positif terhadap kegiatan operasional perseroan,” jelasnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Richard mengatakan, ke depannya perseroan berupaya untuk terus mencari kontrak baru baik dari lini bisnis utama yakni batu bara maupun angkutan logistik di luar itu seperti nikel, bahan bakar dan komoditas lainya. Langkah ini dilakukan perseroan agar dapat meminimalkan dampak pandemi yang terjadi pada perseroan.
Demi memuluskan rencana tersebut perseroan berniat membeli sejumlah alat berat dan kapal, seperti satu unit floating crane, empat unit pusher barge, dan tiga set kapal tug dan barge 2021. “Dengan demikian daya angkut tahun depan diharapkan tumbuh menjadi 58,2 juta Metric ton (MT). Kargo tersebut berasal dari existing customer dan 1 juta MT dari potential customer ,” ujarnya.