Marketnews.id Melonjaknya harga saham saat dicatatkan perdana di lantai bursa penuh dengan makna. Banyak faktor yang membuat harga saham melonjak tajam saat pertama kali diperdagangkan di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).
Salah satu penyebabnya adalah, strategi dari penjamin emisi agar harga saham perseroan meningkat dan memberi manfaat atau gain buat investor yang membeli di harga perdana saat penawaran umum. Bisa juga peningkatan harga disebabkan investor yang tidak kebagian jatah saham di pasar perdana membeli di pasar sekunder. Itulah sebabnya BEI membuat sistem Autorejection untuk mencegah terjadinya kenaikan atau penurunan harga yang berlebihan dalam satu hari perdagangan.
Saat memulai transaksi perdana pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari Senin (1/2), harga saham PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK) dan PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE) langsung bergerak menguat ke titik autorejection atas, dengan kenaikan masing-masing sebesar 35 persen dan 34,7 persen.
Harga saham BANK bernilai nominal Rp100 per lembar yang ditawarkan sebesar Rp103 per saham tersebut langsung melonjak ke posisi Rp139, dengan volume transaksi sebanyak 207 lot. Sedangkan, saham UFOE bernilai nominal Rp40 per saham ditawarkan senilai Rp101 per lembar menguat ke level Rp136, dengan volume transaksi sebanyak 50 lot.
Pada pelaksanaan IPO, BANK melepas saham ke publik sebanyak 5 miliar saham atau setara dengan 37,9 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Sehingga, pada aksi korporasi ini emiten ke-4 di 2021 ini mampu meraup dana masyarakat melalui pasar modal sebesar Rp515 miliar.
Sementara itu, UFOE melepas saham ke masyarakat sebanyak 457,5 juta atau setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Maka, UFOE sebagai emiten ke-5 di tahun ini berhasil menghimpun dana publik senilai Rp46,2 miliar.
Selain menerbitkan saham, BANK juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak 2,8 miliar lembar atau setara dengan 34,175 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Waran ini akan diberikan secara cuma-cuma kepada para pemegang saham baru Bank Net Syariah, dengan perbandingan 25 saham baru mendapatkan 14 Waran Seri I.
Rencananya, BANK akan menggunakan dana hasil IPO untuk biaya pemeliharaan infrastruktur teknologi informasi (IT) sebesar 60 persen, sedangkan sisanya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja, seperti biaya pemasaran, sewa dan biaya lain-lain.
Adapun dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I juga akan digunakan untuk modal kerja.
Pada pelaksanaan pencatatan perdana saham secara vitrtual tersebut, Direktur Utama UFOE, Poedji Harixon mengatakan, sebesar 91,7 persen dari dana hasil IPO–setelah dikurangi biaya-biaya emisi–akan digunakan untuk investasi penambahan tanah beserta bangunan, sedangkan sisanya untuk modal kerja, pungkasnya.