Home / Korporasi / BUMN / Laba Bank BRI Turun Hampir 50 Persen Jadi Rp 18,65 Triliun Di 2020

Laba Bank BRI Turun Hampir 50 Persen Jadi Rp 18,65 Triliun Di 2020

Marketnews.id Bank Rakyat Indonesia (BRI) menilai krisis akibat pendemi Covid-19 sepanjang tahun lalu merupakan krisis terberat yang dilalui oleh Bank terbesar di Indonesia ini. Banyak yang harus diselamatkan khususnya restrukturisasi kredit terhadap hampir seluruh sektor usaha baik korporasi maupun pelaku usaha UMKM. Dampak dari pendemi tersebut, bank yang fokus pada Usaha wong cilik ini harus mengalami penurunan laba yang signifikan. Bank BRI mengalami penurunan laba dari Rp34,37 triliun tahun lalu menjadi Rp18,65 triliun pada tahun 2020.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), mencatatkan laba sebesar Rp18,66 triliun pada 2020 atau menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp34,37 triliun.


“Laba ini kalau dibanding tahun lalu (2019) pasti turun, bahkan ada satu bulan kita tidak membukukan laba sama sekali ketika alokasikan resources seluruhnya untuk restrukturisasi melakukan penyelamatan nasabah utama kita yakni UMKM . Alhamdulillah restrukturisasi sudah dilakukan,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat (29/1).


Namun, kata dia, kuatnya fundamental membuat perseroan masih mencatatkan laba sebesar Rp18,66 triliun pada 2020.
Ia menambahkan krisis pandemi covid-19 adalah krisis yang terberat apabila dibandingkan dengan krisis sebelumnya.

Namun, BRI Group telah melewati tahun terberat dengan pertumbuhan positif berkat strategi yang fokus pada penyelamatan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) serta menjadi mitra utama pemerintah dalam mendukung keberhasilan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).


Hingga akhir Desember 2020, Sunarso menyampaikan, secara konsolidasian BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp938,37 triliun atau tumbuh 3,89 persen year on year.
“Angka ini jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit nasional di tahun 2020 yang diperkirakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berada dikisaran minus satu hingga dua persen,” paparnya.


Ia memaparkan, untuk kredit mikro BRI tumbuh double digit sebesar 14,18 persen, kredit kecil dan menengah tumbuh 3,88 persen, dan kredit konsumer tumbuh 2,26 persen. Kinerja positif tersebut berdampak pada peningkatan porsi atau portofolio kredit UMKM BRI yang menyentuh angka 82,13 persen dari total seluruh kredit BRI.


“Tantangannya sekarang adalah mencari sumber pertumbuhan baru. Strateginya yakni BRI akan fokus di dua area, pertama, yang existing kita naik kelaskan. Kedua, cari sumber pertumbuhan baru, yaitu mencari yang lebih kecil daripada mikro,” kata Sunarso.


Ia juga menyampaikan, pertumbuhan kredit BRI Group itu masih mampu diiringi dengan perbaikan kualitas kredit yang sehat dan terjaga. Hal itu ditunjukkan dari rasio NPL BRI Group yang sebesar 2,99 persen, dengan NPL Coverage mencapai 237,73 persen.


“Besarnya pencadangan ini merupakan bentuk strategi perseroan untuk menjaga kinerjanya agar terus tumbuh secara sustainable melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik,” ucapnya.


Sementara itu tercatat, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tumbuh sebesar 9,78 persen menjadi sebesar Rp1.121,10 triliun, dengan komposisi dana murah (CASA) mencapai 59,67 persen.
Permodalan BRI Group pun semakin kuat dengan rasio kecukupan modal (CAR) berada di level 21,17 persen.

Check Also

Bain Capital Credit LP, Investasikan Dana USD157 Juta Ke PT Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ)

MarketNews.id-Bain Capital Credit LP, perusahaan investasi berbadan hukum Amerika Serikat akan membenamkan dana senilai USD157 …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *