Home / Korporasi / BUMN / Pefindo : Kasih Peringkat “idA” Buat Dua Obligasi I/2020 PT Wijaya Karya Tbk

Pefindo : Kasih Peringkat “idA” Buat Dua Obligasi I/2020 PT Wijaya Karya Tbk

Marketnews.id PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), memberikan peringkat single A buat dua obligasi yang dikeluarkan oleh PT Wijaya Karya Tbk. Peringkat “idA” untuk obligasi berkelanjutan I/2020 dan Sukuk Mudharabah I/2020.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), menetapkan peringkat “idA” untuk obligasi berkelanjutan I/2020 yang diterbitkan oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan total nilai maksimum sebesar Rp4 triliun. Selain itu, Pefindo juga menetapkan peringkat “idA(sy)” untuk sukuk mudharabah I/2020 dengan total nilai maksimum sebesar Rp1 triliun.

Menurut Analis Pefindo, Aryo Perbongso, mengatakan hasil dari instrument obligasi akan digunakan untuk refinancing obligasi Komodo milik WIKA. Adapun dana dari Sukuk Mudharabah akan digunakan untuk modal kerja untuk proyek infrastructure dan gedung yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah di pasar modal.
“Prospek dari peringkat perusahaan adalah “stabil”,” kata Aryo dalam keterangan resmi, Rabu (23/12).


Aryo menjelaskan obligor dengan peringkat idA memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya. Namun, Obligor agak lebih rentan terhadap pengaruh buruk perubahan keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan Obligor berperingkat lebih tinggi.


Peringkat tersebut mencerminkan posisi pasar WIKA yang kuat di industri konstruksi nasional, sumber pendapatan yang beragam, dan fleksibilitas keuangan yang kuat. Peringkat tersebut dibatasi oleh leverage keuangan yang tinggi dalam jangka pendek hingga menengah, risiko ekspansi ke bisnis baru, dan lingkungan bisnis yang relatif tidak stabil.


Peringkat dapat dinaikkan jika WIKA secara signifikan memperkuat posisi pasarnya di industri konstruksi dalam negeri, yang tercermin dari pencapaian pendapatan dan EBITDA yang ditargetkan secara berkelanjutan, sambil menunjukkan arus kas yang lebih stabil yang didukung oleh bisnis yang lebih terdiversifikasi.

“Peringkat dapat diturunkan jika Perusahaan menimbulkan utang yang lebih tinggi secara signifikan daripada yang diproyeksikan tanpa peningkatan EBITDA yang sesuai secara berkelanjutan,” ujar Aryo.


Didirikan pada tahun 1961, WIKA adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) konstruksi terbesar di Indonesia. Perusahaan sedang mengembangkan bisnisnya ke bidang properti, realti, investasi, energi, pracetak, dan teknik konstruksi.

Check Also

BEI Minta Lembaga Peracik Indeks MSCI Gunakan Metodologi Dan Prinsip Universal

MarketNews.id-  Bursa Efek Indonesia (BEI), meminta lembaga peracik indeks skala global seperti MSCI dan lainnya …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *