Marketnews.id Dukungan Pemerintah dalam memberikan pendanaan buat PT Krakatau Steel Tbk sangat membantu pemulihan kinerja keuangan perseroan. Seperti diketahui, selama ini perseroan terus merugi dan modal kerja bersih negatif serta memiliki kewajiban melebihi 80 persen dari total aset. Tahun depan perseroan optimis kinerja akan kembali seperti sebelum ada pendemi.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), menilai perolehan investasi dari pemerintah sebesar Rp3 triliun pada kuartal IV-2020 mampu mendorong volume penjualan tahun depan seperti yang terealisasi pada masa sebelum pandemi Covid-19.
“Dengan adanya investasi pemerintah kepada perseroan dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020, maka ditargetkan pada 2021 akan diikuti pula dengan pemulihan volume penjualan layaknya sebelum terjadi pandemi Covid-19,” demikian disampaikan KRAS dalam materi Public Expose Tahunan yang dikutip di Jakarta, Rabu (23/12).
KRAS menyebutkan, pada kuartal III-2020 penjualan perseroan mulai menunjukan pemulihan, tercemin dari rata-rata volume penjualan yang mencapai 151 ribu ton per bulan, padahal di kuartal II-2020 tercatat 87 ribu ton per bulan atau menurun dibanding kuartal I-2020, yakni 143 ribu ton.
Manajemen KRAS memperkirakan total volume penjualan sepanjang tahun ini sebanyak 1,59 juta ton atau lebih rendah dibanding Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan ( RKAP ) 2020 sebanyak 2,08 juta ton. Hingga akhir September 2020, realisasi volume penjualan KRAS sebanyak 1,4 juta ton (year-to-date).
“Pandemi Covid-19 menyebabkan permintaan baja mengalami penurunan cukup signifikan. Konsumsi baja di Indonesia mencapai 5,9 juta ton pada semester I-2020 atau menurun 18 persen (year-on-year),” sebut manajemen KRAS.
Dengan demikian, volume penjualan perseroan mengalami penurunan sebesar 39 persen pada kuartal II-2020 menjadi 262 ribu ton dari 429 ribu ton pada kuartal I-2020. Namun, volume penjualan di kuartal III-2020 tercatat 452 juta ton, dengan volume penjualan ke pasar ekspor sebanyak 74 ribu ton.
Hingga kuartal III-2020, penjualan domestik masih lebih rendah (378 ribu ton), dibandingkan kuartal I-2020 (419 ribu ton). Namun, mengalami peningkatan dibandingkan kuartal II-2020.
Lebih lanjut manajemen KRAS menyampaikan, pemerintah memberikan dukungan pendanaan investasi dalam rangka program PEN kepada perseroan senilai Rp3 triliun melalui penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) dengan mekanisme PMT-HMETD atau private placement.
Tujuan investasi pemerintah untuk memperbaiki keuangan KRAS yang memiliki modal kerja bersih negatif dan mempunyai kewajiban melebihi 80 persen dari total aset. Pada penerbitan OWK melalui private placement tersebut, sebagai pelaksana investasi adalah PT Sarana Multi Infrastruktur.