Marketnews.id Instruksi Presiden (Inpres) nomor 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, akan mulai diterapkan. Pemerintah berharap akan terjadi penurunan biaya logistik terhadap PDB sebesar 17 persen dari sebelumnya 23,5 persen.
Pemerintah Indonesia menargetkan, penurunan biaya logistik terhadap PDB sebesar 17 persen dengan penerapan reformasi sistem logistik nasional.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, biaya Logistik Indonesia lebih tinggi dari Negara Asean, yakni 23,5 persen terhadap PDB. Sementara itu, Negeri Jiran Malaysia tercatat hanya 13 persen terhadap PDB.
“Ini menyebabkan perekonomian Indonesia masih perlu terus memperbaiki kompetisinya. Dengan adanya pembentukan ekosistem logistik nasional, kita akan bisa menurunkan dari 23,5 persen, ditekan menjadi 17 persen,” ujar Sri Mulyani, Kamis (24/9/2020).
Penurunan 5 persen hingga 6 persen ini akan dikontribuksikan dari proses hulu dan hilir, terutama dalam menghubungkan sektor-sektor transportasi sehingga akan memudahkan pelaku usaha.
Dengan reformasi ini, Sri Mulyani yakin tidak hanya efisiensi, kontribusinya juga diharapkan meningkat, serta menciptakan transparansi dan persaingan yang sehat.
Sri mengakui, logistik saat ini seperti benang ruwet, meski sudah pernah merintis National Single Window yang menghubungkan dari 16 K/L.
National Single Window belum membangun ekosistem yang memudahkan transksinya di antara pengusaha. Oleh karena itu, pemerintah mendorong ekosistem logistik nasional (NLE).
Terkait dengan integrasi ekosistem ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional pada tanggal 16 Juni 2020.
Sebenarnya, target yang dicanangkan pemerintah sebesar 17 persen dari PDB masih tinggi bila dibandingkan dengan Malaysia hanya 13 persen dari PDB. Tentu nya Pemerintah harus memiliki alasan kuat mengapa untuk Indonesia masih tinggi. Dengan semakin menurunnya biaya logistik, diharapkan daya saing Indonesia semakin baik dan mampu berkiprah di pasar internasional.