Home / Otoritas / Bank Indonesia / Menkeu : Peran Riset Ekonomi Syariah Perlu di Optimalkan

Menkeu : Peran Riset Ekonomi Syariah Perlu di Optimalkan

Marketnews.is Perkembangan Keuangan syariah di Indonesia termasuk lambat. Seperti diketahui, perbankan syariah sudah mulai berkiprah di negeri ini sejak tahun 1991. Hingga kini matketshare perbankan syariah baru sekitar 9,03 persen setelah berkiprah hampir 30 tahun. Melihat fakta ini, perlu studi lebih lanjut lewat lembaga riset. Mengapa potensi yang besar ini justru lambat perkembangan nya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta, agar kemampuan dan peranan dari riset di bidang ekonomi dan keuangan syariah dapat terus ditingkatkan untuk berkontribusi menyempurnakan berbagai kebijakan pemerintah.

“Saya tentu berharap perguruan tinggi akan terus melakukan riset dengan cara bersungguh-sungguh dan terus membuka dari sisi data metodologi serta cara menganalisa,” katanya dalam acara FREKS IAEI di Jakarta, Senin.

Sri Mulyani mengatakan, melalui riset yang dilakukan oleh para peneliti itu dapat menciptakan koreksi dan rekomendasi kepada pemerintah untuk mendorong peningkatan dan penguatan industri keuangan dan ekonomi syariah.

“Riset dapat memberikan rekomendasi ke kebijakan pemerintah dan merupakan suatu evidence based atau basis yang didasarkan data dan fakta yang kemudian kita ramu untuk terus memperbaiki kebijakan,” katanya.

Tak hanya itu, menurutnya, riset juga berperan penting dalam memberikan gambaran solusi kepada pemerintah di tengah adanya berbagai dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian Tanah Air.

Meski demikian, tambah Sri Mulyani, riset harus dilakukan sejalan dengan tema besar pembangunan Indonesia agar mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan dalam pengembangan industri keuangan syariah.

“Untuk bisa jawab kebutuhan dari industri keuangan syariah namun pada saat yang sama juga merupakan jawaban dari isu-isu yang sifatnya adalah pembangunan nasional,” jelasnya.

Ia melanjutkan hasil riset dapat menjadi acuan industri keuangan dan ekonomi syariah Indonesia dalam melakukan ekspansi ke tingkat global melalui produk halal karena memiliki potensi yang besar.

Ia menyebutkan total pengeluaran penduduk muslim di dunia yang berjumlah 1,8 miliar orang atau 24 persen dari total penduduk di dunia terhadap produk halal diperkirakan sebesar 2,2 triliun.

Pengeluaran 1,8 miliar orang muslim di dunia itu meliputi seluruh bidang mulai dari makanan, obat-obatan, lifestyle dan berbagai hal lain yang dipengaruhi oleh kebutuhan serta etika nilai ajaran Islam.

“Pengeluaran ini tumbuh 5,2 persen. Ini terus didukung dan didorong oleh peningkatan kesejahteraan di negara-negara yang memiliki penduduk muslim,” jelasnya.

Ia mengatakan untuk memenuhi potensi pangsa pasar global yang besar maka Indonesia terus meningkatkan keseluruhan elemen ekosistem syariah mulai dari peraturan perundang-undangan hingga institusional.

Lebih lanjut, Sri Mulyani yang sekaligus merupakan Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) menambahkan bahwa berbagai industri yang berkaitan dengan prinsip keislaman dapat menjadi pemantik pertumbuhan keuangan dan ekonomi syariah.

Oleh sebab itu, ia menekankan riset di bidang bidang ekonomi dan keuangan syariah perlu terus ditingkatkan agar dapat membangun ekosistem yang baik.

“Bagaimana ekosistem dibangun serta policy instrumen dan kehandalan yang didukung oleh data baik pada level mikro perusahaan. Ini tantangan dan sekaligus keinginan untuk membangun riset di bidang ekonomi dan keuangan syariah,” tegasnya.

Check Also

Daaz Bara Lestari Siap Lepas 300 Juta Lembar Saham Di Harga Rp835-900 Per Saham

MarketNews.id-Daaz Bara Lestari milik Erwin Sutanto, tengah mengincar dana publik hingga Rp270 miliar untuk belanjakan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *