Marketnews.id Semester pertama tahun ini, PT Perusahaan Gas Negara Tbk mengalami penurunan pendapatan Sekaligus mengalami kerugian akibat selisih kurs yang signifikan. Akibatnya, perseroan mengalami penurunan laba bersih hingga 87,56 persen.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), mencatatkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan di semester I-2020.
Tercatat, pendapatan PGAS di semester satu 2020 turun 17,97% (yoy) menjadi US$ 1,46 miliar, sedangkan di periode yang sama tahun sebelumnya perusahaan ini meraup pendapatan sebesar US$ 1,78 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), beban pokok pendapatan PGAS turun 16,66% dari US$ 1,20 miliar di semester I-2019 menjadi US$ 1 miliar di semester I-2020.
PGAS turut mengalami rugi selisih kurs sebesar US$ 8,51 miliar di semester I-2020. Namun, jumlah ini turun 75,02% (yoy) dibandingkan rugi selisih kurs di semester I-2019 sebesar US$ 34,07 juta.
Emiten yang termasuk subholding migas ini pun mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak US$ 6,72 juta di semester I 2020. Jumlah ini anjlok 87,56% (yoy) dibandingkan realisasi di semester I-2019 sebesar US$ 54,04 juta.
Distribusi gas masih menjadi penopang utama pendapatan PGAS. Di semester I 2020, pendapatan distribusi gas dari pihak ketiga mencapai US$ 790,83 juta sedangkan distribusi gas pihak berelasi sebesar US$ 394,76 juta.
Tercatat, pendapatan PGAS dari distribusi gas bumi ke sektor industri dan komersial mencapai US$ 1,18 miliar di semester I-2020. PGAS juga meraih pendapatan distribusi gas bumi ke sektor rumah tangga dan SPBG masing-masing sebesar US$ 4,08 juta dan US$ 1,03 juta.
Total liabilitas PGAS per akhir semester I-2020 mencapai US$ 4,35 miliar atau meningkat 5,32% dibandingkan liabilitas di akhir tahun 2019 sebesar US$ 4,13 miliar.
PGAS membukukan ekuitas sebesar US$ 3,20 miliar di semester I-2020 atau turun tipis 0,92% dibandingkan ekuitas perusahaan di akhir tahun 2019 sebesar US$ 3,23 miliar.
Adapun total aset PGAS di akhir semester I-2020 sebesar US$ 7,55 miliar atau meningkat 2,44% dari posisi aset di akhir tahun 2019 sebesar US$ 7,37 miliar.